contoh market share business plan

Plan Projections

ideas to numbers .. simple financial projections

Home > Business Plan > Market Share in a Business Plan

Market Share in a Business Plan

… so our market share should be …

To illustrate suppose the served available market (SAM) is 4.5 million and we expect to obtain 1% of this market. In this case the serviceable obtainable market (SOM) is calculated as follows.

The SOM is not normally calculated using a bottom up approach. However, it is a useful exercise to perform the calculation to see whether the business is able to operate at a level indicated by the estimated market share.

To illustrate suppose we have market size estimates for SAM of 4.5 million in year one rising to 7.59 million in year five. Additionally based on available resources (staff, equipment, funding etc.), the business estimates that it can deal with 300 customers in year one and 1600 customers in year five. Assuming an average value per customer of 150, we can calculate a bottom up market share as follows.

Using its available resources the business can support the market share calculated above. Consequently if the top down estimate of SOM is much larger than this the business need to rethink its plan to ensure compatibility with resources available.

Market Share Presentation

The investor will view the SOM as the short term target for the business. They will be looking for this to be achieved without too many problems to show that the business idea has potential. If the business can achieve the SOM then with further investment, it should be able to penetrate the SAM even further.

This is part of the financial projections and Contents of a Business Plan Guide . The guide is a series of posts on what each section of a simple business plan should include. The next post in this series sets out details of the marketing strategy which the business intends to use to win its share of the market.

About the Author

Chartered accountant Michael Brown is the founder and CEO of Plan Projections. He has worked as an accountant and consultant for more than 25 years and has built financial models for all types of industries. He has been the CFO or controller of both small and medium sized companies and has run small businesses of his own. He has been a manager and an auditor with Deloitte, a big 4 accountancy firm, and holds a degree from Loughborough University.

You May Also Like

• Tentang Kami
• Privacy Policy
• PEDOMAN MEDIA SIBER

income.id | Edukasi Keuangan dan Modern Lifestyle income.id adalah Media Online yang Menyajikan Edukasi Keuangan, Bisnis dan Modern Lifestyle

Contoh market plan, analisis usaha paling lengkap.

⏰ 14 jam yang lalu 💡 Tips dan Trik 👁 198,149 Dilihat Rating : ⭐⭐⭐⭐⭐

Hai semuanya, kembali lagi dengan saya. Apakah kalian sudah tahu apa itu market plan? gimana sih contoh market plan?

Market plan adalah salah satu dasar penting yang ada jika kamu ingin memulai sebuah usaha atau bisnis.

Market plan sangat diperlukan agar nantinya bisnis kamu menjadi terarah dan terukur.

Lalu banyak yang belum tau apa sih sebenarnya definsi markert plan itu.

Seperti biasa, saya akan membagikan informasi kepada kalian tentang apa itu market plan, kemudian bagaimana contoh dan penjelasannya.

Bagi kalian yang ingin membuka kedai kopi, atau bisnis makanan pas banget nih. Artikel ini akan mencontohkan market plan kedai kopi dan usaha makanan. Kenapa dua hal ini yang dipilih?

Pertama karena kedai kopi adalah sebuah bisnis yang seolah-olah tak habis pesonanya, yang bisa digunakan untuk tempat nongkrong, tempat nobar,tempat kencan. Sehingga ini menjadi pilihan yang tepat bagi kalian yang bingung mau usaha apa.

Kedua, kenapa usaha makanan. Karena, makanan adalah kebutuhan manusia sehari-hari. Jadi, kalau kalian gamau membuka kedai kopi karena kalian sendiri tidak suka ngopi. Kalian bisa membuka usaha makanan yang setiap hari dibutuhkan oleh semua orang.

Namun, sebelum membahas contoh market plan kedai kopi dan usaha makanan . Terlebih dahulu kalian harus mengetahui pengertian dan komponen apa saja yang harus ada di sebuah market plan. Ayo langsung aja kita bahas contoh market plan ini!

Pengertian Market Plan dan Komponen yang Ada di Dalamnya

Oke, pertama adalah pengertian tentang market plan. Menurut situs thebalancesmb , market plan adalah sebuah rencana pemasaran suatu produk atau bisnis jangka panjang.

Mengapa bisa dikatakan jangka panjang karena market plan yang baik harus memuat prediksi jangka panjang keberhasilan atau keberlanjutan sebuah bisnis atau usaha.

Manfaat market plan sendiri juga banyak banget nih guys. Pertama, kalian bisa menjalin kerjasama dengan pihak yang akan mendukung bisnis kalian.

Kedua meningkatkan penjualan. Ketiga, mengerti dan paham keadaan pasar. Keempat, meminimalisir kerugian.

Lalu, apa aja sih yang harus ada dalam sebuah market plan? Oke mari kita bahas satu persatu :

• Konsep Usaha

Komponen yang harus ada dalam market plan yang pertama adalah konsep usaha. Di sini, kamu harus tahu apa sih sebenarnya konsep usaha yang mau kalian usung. Bagaimana sih bentuknya, outdoor kah atau indoor?

Kamu juga harus mikirin nih, gimana nanti dekornya, apa yang akan kamu jual dan apa keunggulan produkmu dibanding dengan yang lain. Sedikit tips nih, kalau kamu ingin berbisnis yang sudah umum di kalangan masyarakat, cari keunikan yang menjadi ciri khas sekaligus pembeda antara produkmu dengan produk yang lain.

Misal, kamu bisa menamai produkmu dengan suasana hati kekinian. Jika kamu ingin membuka kedai kopi maka kamu bisa menamai kopimu dengan sebutan kopi cinta, kopi cemburu atau lainnya.

Kamu juga bisa membuat desain yang unik dibanding kedai kopi yang lainnya. Kesimpulannya, jelaskan konsepmu secara gamblang di bagian konsep usaha pada market plan ini.

• Analisis Situasi

Komponen yang kedua adalah harus ada analisis situasi. Gimana tuh maksudnya? pertama sebenarnya kamu harus melakukan riset terlebih dahulu minimal 1 minggu. Mengapa ini penting untuk kamu lakukan?

Pertama, kamu harus mempertimbangkan apa produk yang ingin kamu jual? sudah pas atau tidak dengan kebutuhan masyarakat? atau malah sama sekali tidak dibutuhkan oleh masyarakat?

Kedua, apakah kemudian pasarmu mumpuni? dalam artian apakah kalian yakin akan berjualan di tempat yang sepi atau rame? Ketiga, seberapa banyak orang akan tertarik pada apa yang akan kamu jual. Jadi perhatikan analisis situasi ini.

• Analisis SWOT

Ketiga, adalah analisis SWOT. Jika kalian belum paham apa itu SWOT, nih saya kasih tau yaa. S adalah singkatan dari strenght artinya kekuatan, W adalah singkatan dari weaknees artinya adalah kelemahan. O adalah singkatan dari Opportunities yang artinya kesempatan. Dan T adalah singkatan dari threats yang artinya ancaman.

Jadi gini guys, kalau kalian ingin membuka sebuah usaha atau bisnis kalian harus membuat rincian secara gamblang apa itu kekuatannya, kelemahannya, kesempatannya dan ancamannya. Semua harus bisa kalian baca dengan teliti.

SWOT ini juga sangat membantu kalian untuk menentukan atau mengambil langkah apabila suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. So, apa SWOT usaha yang akan kamu dirikan?

• Strategi Pemasaran

Keempat adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran juga penting untuk kamu buat. Nantinya kamu mau memasarkan produkmu dimana. Online kah? atau offline?

• Biaya Pemasaran

Nah yang kelima adalah biaya pemasaran. Sesuaikan dan analisis secara mendalam ya budget mendirikan usahamu. Perhatikan juga bagaimana cara kamu nantinya menganalisis keuanganmu.

Beberapa Contoh Market Plan untuk Usaha Bisnis

1. Contoh Market Plan Kedai Kopi OKE

KONSEP USAHA

Konsep usaha kedai kopi ini adalah kedai kopi yang menyediakan kopi dengan modifikasi mobil. Berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya seperti di pasar, tempat nongkrong malam minggu dan lain-lainnya.

Kedai kopi ini diberikan nama kopi bucin, dengan menunya yaitu kasmaran, perjuangan, cinta dan masih banyak yang lainnya. Dengan tujuan menarik pelanggan agar lebih dikenal dan berdatangan ke kedai kopi.

Konsep usaha kedai kopi ini penting dilaksanakan karena di beberapa tempat nongkrong masih susah jika ingin membeli minuman yang sejenis kopi. Hal ini berdasarkan riset yang sudah dilaksanakan selama 1 minggu.

Kekuatannya (S) belum ada kedai kopi yang mendatangi pengunjung dengan konsep kafe minimalis. Rata-rata pengunjung harus datang dulu, prinsipnya kami akan mendatangi pembeli

Kelemahannya (W) kemungkinan akan berlebih di uang transportasi, tapi ini akan diatasi dengan menghemat biaya produksi. 

Opportunities (O) menciptakan terobosan baru warung kopi berjalan

Threats (T) sulit untuk menemukan tempat nongkrong dengan lahan yang luas, rawan pengusiran dsb.

Pemasaran akan dilakukan secara online dan offline. Online dengan mempromosikan di akun instagram, facebook dan twitter dengan video animasi yang lucu.

Kedua promosi secara offline akan memasang banner di depan mobil, dan menyebarkan brosur di tempat-tempat nongkrong.

Biaya Pemasaran :

Biaya pemasaran jasa edit video dan foto                              : Rp.500.000

Biaya pemasaran secara offline (banner dan brosur)         : Rp. 300.000

2. Contoh Market Plan Usaha Makanan Catering Maju Jaya

Usaha catering yang melakukan pelayanan mengantarkan barang, catering untuk acara pernikahan, masakan harian dan acara resmi lainnya. Dinamakan maju jaya karena agar pengucapannya mudah dan diingat oleh masyarakat.

Pemesanan dilakukan secara online dengan mempekerjakan salah satu costumer service untuk melayani pemesanan dan pembayaran para pembeli.

Bisnis ini akan berlokasi di samping jalan raya besar yang akan memudahkan seseorang untuk menemukan alamat tempat ini. Juga akan berencana memasang banner yang besar sehingga masyarakat yang lewat mengingat dan mengetahui bahwa tempat ini adalah cateringan makanan.

Kekuatan (S), bisnis ini akan menjadi terkenal karena akan dilaksanakan promosi minimal 3 kali sehari, dari segi pelayanan juga sudah online yang mana sangat memudahkan pembeli, serta layanan 24 jam.

Kelemahan (W), kelemahannya banyaknya pesaing bisnis catering yang sering kali lebih masuk di hati masyarakat dibandingkan dengan bisnis ini. Sehingga bisnis ini harus menemukan ciri khas atau menu tertentu yang tidak ada pada katering yang lainnya.

Peluang (O) peluangnya adalah para pembeli sudah tidak repot lagi untuk datang langsung ke tempat katering, karena akan melayani 24 jam, yang biasanya pelayanan semacam ini tidak ditemukan di usaha katering yang lainnya.

Ancaman (T), terancam makanan basi apabila tidak habis dalam satu hari. Oleh karena itu diperlukan strategi agar masakan tidak terbuang percuma yaitu baru masak ketika pesanan sudah ada.

Pemasarannya akan dilaksanakan secara online dan offline. Online melalui jejaring facebook yang lebih banyak diakses dan offline melalui banner, spanduk, brosur yang ditempelkan ataupun disebar di desa-desa.

Biaya pemasaran online video dan foto                                  : Rp. 200.000

Biaya pemsaran oflline (spanduk, banner,brosur)              : Rp. 500.000

Tips Membuat Market Plan yang Baik dan Benar

Oke, jadi kira-kira seperti begitulah gambaran tentang contoh market plan kedai kopi dan contoh market plan usaha makanan. Semua itu fleksibel tergantung kalian ingin menambahkan apa di dalam market plan kalian.

Yang pastinya, usahakan contoh market plan adalah rancangan jangka panjang, analisis secara mendalam yang mana bisa kalian lakukan riset terlebih dahulu dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. kalian harus melakukannya baik secara online dan secara offline.

Target pemsasarannya juga harus jelas, apakah pasar yang kalian targetkan anak muda, orang tua atau semua kalangan ?lakukan juga survey tentang apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Serta bagaimana kepuasaan mereka.

Hal ini penting untuk kalian lakukan agar bisnis yang kalian jalankan terarah, terencana, jelas dan pastinya tidak mengalami kebangkrutan. Pastinya kalian nggak mau kan jika bisnis atau usaha kalian amburadul.

Oleh karena itu, contoh market plan di atas bisa kalian gunakan sebagai referensi. Ingin membuat usaha yang seperti apa dan analisisnya bagaimana, oh iya tadi ada yang lupa, riset target pemasaran bisa kalian lakukan secara online dengan membuat google form juga ada offline yaitu menyebarkan kuisioner.

Jadi,bagaimana sudah siapkah bisnis kamu? sudah sejauh mana contoh market plan yang kalian buat? Jika kalian tidak bisa membuat market plan sendirian maka kalian bisa meminta tolong pakar atau ahli untuk membantu bisnis kalian.

Kalian juga harus sering-sering konsultasi kepada ahlinya. Jika sudah berkembang, rekrut pegawai yang mampu untuk menghandle pekerjaannya jangan sampai kalian salah pilih pegawai. Tidak harus sesuai dengan jurusan,asalkan kalian paham bagaimana kinerjanya dan cepat dalam menerima ilmu baru.

Jadi, sudah terfikirkan belum mau buka bisnis atau usaha apa? jika belum, pikirkan secara matang terlebih dahulu, buat market plan kemudian lakukan sesuai rencana. Semoga dengan artikel ini bisa membantu bisnis yang akan kalian jalankan lebih terarah.

Baca Juga: Marketing Mix Adalah: Pengertian dan Penerapannya dalam Dunia Bisnis

Oke mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan kepada kalian semua. Sekarang sudah tidak bingung lagi kan membuat contoh market plan. Kalian bisa coba buat market plan dari salah satu contoh yang sudah saya jelaskan diatas. Terimakasih.

Related Articles

Modal Usaha Cucian Mobil dan Tips Menjalankannya

November 14, 2022

5 Peluang Bisnis Minuman Modal Rp 300rb yang Bisa Dicoba

Mencari Tahu Jenis dan Apa Itu Bisnis Multi Level Marketing

5 Usaha dengan Konsep Jualan Pakai Mobil Agar Semakin Unik

Konsep jualan pakai mobil sebenarnya bukan hal baru dalam dunia usaha. Sudah banyak produk yang …

• Credit cards
• View all credit cards
• Banking guide
• Loans guide
• Insurance guide
• Personal finance
• View all personal finance
• Small business
• Small business guide
• View all taxes

You’re our first priority. Every time.

We believe everyone should be able to make financial decisions with confidence. And while our site doesn’t feature every company or financial product available on the market, we’re proud that the guidance we offer, the information we provide and the tools we create are objective, independent, straightforward — and free.

So how do we make money? Our partners compensate us. This may influence which products we review and write about (and where those products appear on the site), but it in no way affects our recommendations or advice, which are grounded in thousands of hours of research. Our partners cannot pay us to guarantee favorable reviews of their products or services. Here is a list of our partners .

How to Write a Market Analysis for a Business Plan

Many or all of the products featured here are from our partners who compensate us. This influences which products we write about and where and how the product appears on a page. However, this does not influence our evaluations. Our opinions are our own. Here is a list of our partners and here's how we make money .

A lot of preparation goes into starting a business before you can open your doors to the public or launch your online store. One of your first steps should be to write a business plan . A business plan will serve as your roadmap when building your business.

Within your business plan, there’s an important section you should pay careful attention to: your market analysis. Your market analysis helps you understand your target market and how you can thrive within it.

Simply put, your market analysis shows that you’ve done your research. It also contributes to your marketing strategy by defining your target customer and researching their buying habits. Overall, a market analysis will yield invaluable data if you have limited knowledge about your market, the market has fierce competition, and if you require a business loan. In this guide, we'll explore how to conduct your own market analysis.

How to conduct a market analysis: A step-by-step guide

In your market analysis, you can expect to cover the following:

Industry outlook

Target market

Market value

Competition

Barriers to entry

Let’s dive into an in-depth look into each section:

Step 1: Define your objective

Before you begin your market analysis, it’s important to define your objective for writing a market analysis. Are you writing it for internal purposes or for external purposes?

If you were doing a market analysis for internal purposes, you might be brainstorming new products to launch or adjusting your marketing tactics. An example of an external purpose might be that you need a market analysis to get approved for a business loan .

The comprehensiveness of your market analysis will depend on your objective. If you’re preparing for a new product launch, you might focus more heavily on researching the competition. A market analysis for a loan approval would require heavy data and research into market size and growth, share potential, and pricing.

Step 2: Provide an industry outlook

An industry outlook is a general direction of where your industry is heading. Lenders want to know whether you’re targeting a growing industry or declining industry. For example, if you’re looking to sell VCRs in 2020, it’s unlikely that your business will succeed.

Starting your market analysis with an industry outlook offers a preliminary view of the market and what to expect in your market analysis. When writing this section, you'll want to include:

Market size

Are you chasing big markets or are you targeting very niche markets? If you’re targeting a niche market, are there enough customers to support your business and buy your product?

Product life cycle

If you develop a product, what will its life cycle look like? Lenders want an overview of how your product will come into fruition after it’s developed and launched. In this section, you can discuss your product’s:

Research and development

Projected growth

How do you see your company performing over time? Calculating your year-over-year growth will help you and lenders see how your business has grown thus far. Calculating your projected growth shows how your business will fare in future projected market conditions.

Step 3: Determine your target market

This section of your market analysis is dedicated to your potential customer. Who is your ideal target customer? How can you cater your product to serve them specifically?

Don’t make the mistake of wanting to sell your product to everybody. Your target customer should be specific. For example, if you’re selling mittens, you wouldn’t want to market to warmer climates like Hawaii. You should target customers who live in colder regions. The more nuanced your target market is, the more information you’ll have to inform your business and marketing strategy.

With that in mind, your target market section should include the following points:

Demographics

This is where you leave nothing to mystery about your ideal customer. You want to know every aspect of your customer so you can best serve them. Dedicate time to researching the following demographics:

Income level

Create a customer persona

Creating a customer persona can help you better understand your customer. It can be easier to market to a person than data on paper. You can give this persona a name, background, and job. Mold this persona into your target customer.

What are your customer’s pain points? How do these pain points influence how they buy products? What matters most to them? Why do they choose one brand over another?

Research and supporting material

Information without data are just claims. To add credibility to your market analysis, you need to include data. Some methods for collecting data include:

Target group surveys

Focus groups

Reading reviews

Feedback surveys

You can also consult resources online. For example, the U.S. Census Bureau can help you find demographics in calculating your market share. The U.S. Department of Commerce and the U.S. Small Business Administration also offer general data that can help you research your target industry.

Step 4: Calculate market value

You can use either top-down analysis or bottom-up analysis to calculate an estimate of your market value.

A top-down analysis tends to be the easier option of the two. It requires for you to calculate the entire market and then estimate how much of a share you expect your business to get. For example, let’s assume your target market consists of 100,000 people. If you’re optimistic and manage to get 1% of that market, you can expect to make 1,000 sales.

A bottom-up analysis is more data-driven and requires more research. You calculate the individual factors of your business and then estimate how high you can scale them to arrive at a projected market share. Some factors to consider when doing a bottom-up analysis include:

Where products are sold

Who your competition is

The price per unit

How many consumers you expect to reach

The average amount a customer would buy over time

While a bottom-up analysis requires more data than a top-down analysis, you can usually arrive at a more accurate calculation.

Step 5: Get to know your competition

Before you start a business, you need to research the level of competition within your market. Are there certain companies getting the lion’s share of the market? How can you position yourself to stand out from the competition?

There are two types of competitors that you should be aware of: direct competitors and indirect competitors.

Direct competitors are other businesses who sell the same product as you. If you and the company across town both sell apples, you are direct competitors.

An indirect competitor sells a different but similar product to yours. If that company across town sells oranges instead, they are an indirect competitor. Apples and oranges are different but they still target a similar market: people who eat fruits.

Also, here are some questions you want to answer when writing this section of your market analysis:

What are your competitor’s strengths?

What are your competitor’s weaknesses?

How can you cover your competitor’s weaknesses in your own business?

How can you solve the same problems better or differently than your competitors?

How can you leverage technology to better serve your customers?

How big of a threat are your competitors if you open your business?

Step 6: Identify your barriers

Writing a market analysis can help you identify some glaring barriers to starting your business. Researching these barriers will help you avoid any costly legal or business mistakes down the line. Some entry barriers to address in your marketing analysis include:

Technology: How rapid is technology advancing and can it render your product obsolete within the next five years?

Branding: You need to establish your brand identity to stand out in a saturated market.

Cost of entry: Startup costs, like renting a space and hiring employees, are expensive. Also, specialty equipment often comes with hefty price tags. (Consider researching equipment financing to help finance these purchases.)

Location: You need to secure a prime location if you’re opening a physical store.

Competition: A market with fierce competition can be a steep uphill battle (like attempting to go toe-to-toe with Apple or Amazon).

Step 7: Know the regulations

When starting a business, it’s your responsibility to research governmental and state business regulations within your market. Some regulations to keep in mind include (but aren’t limited to):

Employment and labor laws

Advertising

Environmental regulations

If you’re a newer entrepreneur and this is your first business, this part can be daunting so you might want to consult with a business attorney. A legal professional will help you identify the legal requirements specific to your business. You can also check online legal help sites like LegalZoom or Rocket Lawyer.

Tips when writing your market analysis

We wouldn’t be surprised if you feel overwhelmed by the sheer volume of information needed in a market analysis. Keep in mind, though, this research is key to launching a successful business. You don’t want to cut corners, but here are a few tips to help you out when writing your market analysis:

Use visual aids

Nobody likes 30 pages of nothing but text. Using visual aids can break up those text blocks, making your market analysis more visually appealing. When discussing statistics and metrics, charts and graphs will help you better communicate your data.

Include a summary

If you’ve ever read an article from an academic journal, you’ll notice that writers include an abstract that offers the reader a preview.

Use this same tactic when writing your market analysis. It will prime the reader of your market highlights before they dive into the hard data.

Get to the point

It’s better to keep your market analysis concise than to stuff it with fluff and repetition. You’ll want to present your data, analyze it, and then tie it back into how your business can thrive within your target market.

Revisit your market analysis regularly

Markets are always changing and it's important that your business changes with your target market. Revisiting your market analysis ensures that your business operations align with changing market conditions. The best businesses are the ones that can adapt.

Why should you write a market analysis?

Your market analysis helps you look at factors within your market to determine if it’s a good fit for your business model. A market analysis will help you:

1. Learn how to analyze the market need

Markets are always shifting and it’s a good idea to identify current and projected market conditions. These trends will help you understand the size of your market and whether there are paying customers waiting for you. Doing a market analysis helps you confirm that your target market is a lucrative market.

2. Learn about your customers

The best way to serve your customer is to understand them. A market analysis will examine your customer’s buying habits, pain points, and desires. This information will aid you in developing a business that addresses those points.

3. Get approved for a business loan

Starting a business, especially if it’s your first one, requires startup funding. A good first step is to apply for a business loan with your bank or other financial institution.

A thorough market analysis shows that you’re professional, prepared, and worth the investment from lenders. This preparation inspires confidence within the lender that you can build a business and repay the loan.

4. Beat the competition

Your research will offer valuable insight and certain advantages that the competition might not have. For example, thoroughly understanding your customer’s pain points and desires will help you develop a superior product or service than your competitors. If your business is already up and running, an updated market analysis can upgrade your marketing strategy or help you launch a new product.

Final thoughts

There is a saying that the first step to cutting down a tree is to sharpen an axe. In other words, preparation is the key to success. In business, preparation increases the chances that your business will succeed, even in a competitive market.

The market analysis section of your business plan separates the entrepreneurs who have done their homework from those who haven’t. Now that you’ve learned how to write a market analysis, it’s time for you to sharpen your axe and grow a successful business. And keep in mind, if you need help crafting your business plan, you can always turn to business plan software or a free template to help you stay organized.

This article originally appeared on JustBusiness, a subsidiary of NerdWallet.

On a similar note...

How to do a market analysis for a business plan

A key part of any business plan is market analysis. This section needs to demonstrate both your expertise in your particular market and the attractiveness of the market from a financial standpoint.

This article first looks at what we mean exactly by market analysis before looking at how to make a good one for your business plan.

What is a market analysis?

A market analysis is a quantitative and qualitative assessment of a market. It looks into the size of the market both in volume and in value, the various customer segments and buying patterns, the competition, and the economic environment in terms of barriers to entry and regulation.

How to do a market analysis?

The objectives of the market analysis section of a business plan are to show to investors that:

• you know your market
• the market is large enough to build a sustainable business

In order to do that I recommend the following plan:

Demographics and Segmentation

Target market, market need, competition, barriers to entry.

The first step of the analysis consists in assessing the size of the market.

When assessing the size of the market, your approach will depend on the type of business you are selling to investors. If your business plan is for a small shop or a restaurant then you need to take a local approach and try to assess the market around your shop. If you are writing a business plan for a restaurant chain then you need to assess the market a national level.

Depending on your market you might also want to slice it into different segments. This is especially relevant if you or your competitors focus only on certain segments.

Volume & Value

There are two factors you need to look at when assessing the size of a market: the number of potential customers and the value of the market. It is very important to look at both numbers separately, let's take an example to understand why.

Imagine that you have the opportunity to open a shop either in Town A or in Town B:

Although Town B looks more competitive (10 competitors vs. 2 in Town A) and a smaller opportunity (market size of £100m vs. £200 in Town A), with 1,000 potential customers it is actually a more accessible market than Town A where you have only 2 potential customers.

Potential customer?

The definition of a potential customer will depend on your type of business. For example, if you are opening a small shop selling office furniture then your market will be all the companies within your delivery range. As in the example above it is likely that most companies would have only one person in charge of purchasing furniture hence you wouldn't take the size of these businesses in consideration when assessing the number of potential customers. You would however factor it when assessing the value of the market.

Market value

Estimating the market value is often more difficult than assessing the number of potential customers. The first thing to do is to see if the figure is publicly available as either published by a consultancy firm or by a state body. It is very likely that you will find at least a number on a national level.

If not then you can either buy some market research or try to estimate it yourself.

Methods for building an estimate

There are 2 methods that can be used to build estimates: the bottom-up approach or the top-down approach.

The bottom-up approach consists in building a global number starting with unitary values. In our case the number of potential clients multiplied by an average transaction value.

Let's keep our office furniture example and try to estimate the value of the 'desk' segment. We would first factor in the size of the businesses in our delivery range in order to come up with the size of the desks park. Then we would try to estimate the renewal rate of the park to get the volume of annual transactions. Finally, we would apply an average price to the annual volume of transactions to get to the estimated market value.

Here is a summary of the steps including where to find the information:

• Size of desks park = number of businesses in delivery area x number of employees (you might want to refine this number based on the sector as not all employees have desks)
• Renewal rate = 1 / useful life of a desk
• The volume of transactions = size of desks park x renewal rate
• Value of 1 transaction = average price of a desk
• Market value = volume of transactions x value of 1 transaction

You should be able to find most of the information for free in this example. You can get the number and size of businesses in your delivery area from the national statistics. Your accountant should be able to give you the useful life of a desk (but you should know it since it is your market!). You can compare the desk prices of other furniture stores in your area. As a side note here: it is always a good idea to ask your competitors for market data (just don't say you are going to compete with them).

That was the bottom-up approach, now let's look into the top-down approach.

The top-down approach consists of starting with a global number and reducing it pro-rata. In our case, we would start with the value of the UK office furniture market which AMA Research estimates to be around £650m and then do a pro-rata on this number using the number of businesses in our delivery area x their number of employees / total number of people employed in the UK. Once again the number of employees would only be a rough proxy given all business don't have the same furniture requirements.

When coming up with an estimate yourself it is always a good practice to test both the bottom up and top-down approaches and to compare the results. If the numbers are too far away then you probably missed something or used the wrong proxy.

Once you have estimated the market size you need to explain to your reader which segment(s) of the market you view as your target market.

The target market is the type of customers you target within the market. For example, if you are selling jewellery you can either be a generalist or decide to focus on the high end or the lower end of the market. This section is relevant when your market has clear segments with different drivers of demand. In my example of jewels, value for money would be one of the drivers of the lower end market whereas exclusivity and prestige would drive the high end.

Now it is time to focus on the more qualitative side of the market analysis by looking at what drives the demand.

This section is very important as it is where you show your potential investor that you have an intimate knowledge of your market. You know why they buy!

Here you need to get into the details of the drivers of demand for your product or services. One way to look at what a driver is to look at takeaway coffee. One of the drivers for coffee is consistency. The coffee one buys in a chain is not necessarily better than the one from the independent coffee shop next door. But if you are not from the area then you don't know what the independent coffee shop's coffee is worth it. Whereas you know that the coffee from the chain will taste just like in every other shop of this chain. Hence most people on the move buy coffee from chains rather than independent coffee shops.

From a tactical point of view, this section is also where you need to place your competitive edge without mentioning it explicitly. In the following sections of your business plan, you are going to talk about your competition and their strengths, weaknesses and market positioning before reaching the Strategy section in which you'll explain your own market positioning. What you want to do is prepare the reader to embrace your positioning and invest in your company.

To do so you need to highlight in this section some of the drivers that your competition has not been focussing on. A quick example for an independent coffee shop surrounded by coffee chains would be to say that on top of consistency, which is relevant for people on the move, another driver for coffee shop demand is the place itself as what coffee shops sell before most is a place for people to meet. You would then present your competition. And in the Strategy section explain that you will focus on locals looking for a place to meet rather than takeaway coffee and that your differentiating factor will be the authenticity and atmosphere of your local shop.

The aim of this section is to give a fair view of who you are competing against. You need to explain your competitors' positioning and describe their strengths and weaknesses. You should write this part in parallel with the Competitive Edge part of the Strategy section.

The idea here is to analyse your competitor's angle to the market in order to find a weakness that your company will be able to use in its own market positioning.

One way to carry the analysis is to benchmark your competitor against each of the key drivers of demand for your market (price, quality, add-on services, etc.) and present the results in a table.

Below is an example of a furniture shop in France. As you can see from the table all the actors on the market are currently focused on the low medium range of the market leaving the space free for a high end focused new player.

This section is all about answering two questions from your investors:

• what prevents someone from opening a shop in front of yours and take 50% of your business?
• having answered the previous question what makes you think you will be successful in trying to enter this market? (start-up only)

As you would have guess barriers to entry are great. Investors love them and there is one reason for this: it protects your business from new competition!

Here are a few examples of barriers to entry:

• Investment (a project that requires a substantial investment)
• Technology (sophisticated technology a website is not one, knowing how to process uranium is)
• Brand (the huge marketing costs required to get to a certain level of recognition)
• Regulation (licences and concessions in particular)
• Access to resources (exclusivity with suppliers, proprietary resources)
• Access to distribution channels (exclusivity with distributors, proprietary network)
• Location (a shop on Regent's Street)

The answer to the questions above will be highly dependent on your type of business, your management team and any relations it might have. Therefore it is hard for me to give any general tips about it.

If regulation is a barrier at entry in your sector then I would advise you to merge this section with the previous one. Otherwise, this section should be just a tick the box exercise where you explain the main regulations applicable to your business and which steps you are going to take to remain compliant.

Now you know how to do a market analysis for a business plan! I hope you found this article useful. If so please share it, and if not let us know what we need to improve.

Also on The Business Plan Shop

• Free business plan template to download
• TAM SAM SOM, what it means and why it matters
• Business model vs business plan
• What is a business plan and how to create one?

Founder & CEO at The Business Plan Shop Ltd

Guillaume Le Brouster is a seasoned entrepreneur and financier.

Guillaume has been an entrepreneur for more than a decade and has first-hand experience of starting, running, and growing a successful business.

Prior to being a business owner, Guillaume worked in investment banking and private equity, where he spent most of his time creating complex financial forecasts, writing business plans, and analysing financial statements to make financing and investment decisions.

Guillaume holds a Master's Degree in Finance from ESCP Business School and a Bachelor of Science in Business & Management from Paris Dauphine University.

Create a convincing business plan

Assess the profitability of your business idea and create a persuasive business plan to pitch to investors

500,000+ entrepreneurs have already tried our solution - why not join them?

Not ready to try our on-line tool ? Learn more about our solution here

Need some inspiration for your business plan?

Subscribe to The Business Plan Shop and gain access to our business plan template library.

Need a professional business plan? Discover our solution

Write your business plan with ease!

It's easy to create a professional business plan with The Business Plan Shop

Want to find out more before you try? Learn more about our solution here

• Hubungi kami
• Coba gratis

Pengelolaan layanan pesan all-in-one

Pelacakan deal, tiket, dan tugas komprehensif

Lacak tim sales, KPI, order dan tugas real-time

Manajemen layanan pelanggan

Optimasi fitur WhatsApp Business

Autoresponder Instagram tingkat lanjut

Layanan pelanggan optimum VOIP dan IVR

Otomatisasi bot tanpa koding dan fleksibel

Otomatis penjualan & layanan pelanggan untuk efisiensi bisnis

Aplikasi Omnichannel CRM berbasis cloud #1 di Indonesia untuk memacu pertumbuhan bisnis Anda.

Apa itu Marketing Plan? Berikut Contoh dan Cara Membuatnya

Apakah Anda berencana untuk membangun bisnis? Atau Anda sudah memiliki bisnis? Jika Anda ingin berkecimpung di dunia bisnis, Anda harus memperhatikan berbagai hal yang dapat membantu bisnis Anda, termasuk salah satunya adalah marketing plan .

Marketing plan merupakan salah satu elemen penting yang perlu pada perusahaan. Hal ini karena marketing plan dapat membantu Anda untuk menetapkan tujuan panjang bisnis Anda.

Simak pembahasan tentang marketing plan di artikel berikut ini!

Apa Itu Marketing Plan ?

Marketing plan adalah panduan lengkap pemasaran yang dapat membantu Anda untuk menetapkan target sasaran, memahami audiens Anda, dan mengoptimalkan strategi pemasaran bisnis Anda. Panduan tersebut termasuk strategi marketing , kegiatan promosi , dan periklanan yang direncanakan untuk periode tertentu.

Sederhananya, marketing plan atau rencana pemasaran ini bertujuan untuk membantu Anda mendapatkan pandangan yang lebih jelas tentang apa, kenapa, dan bagaimana semua aktivitas pemasaran bisnis Anda akan dilakukan.

Sementara itu, rencana pemasaran yang baik dapat membantu Anda untuk mengkomunikasikan strategi besar bisnis Anda dan berbagai taktik. Selain itu, ini juga dapat memungkinkan Anda untuk melacak keberhasilan strategi pemasaran Anda.

Apa Tujuan Marketing Plan ?

Untuk membantu Anda lebih memahami apa itu marketing plan , berikut kami jabarkan tujuan marketing plan , antara lain sebagai berikut:

• Memiliki tujuan pemasaran bisnis yang selaras dengan misi perusahaan dan visi organisasi.
• Membantu pertumbuhan bisnis dengan strategi pemasaran yang tepat, seperti rencana untuk meningkatkan basis pelanggan.
• Meninjau variabel pemasaran menggunakan unsur-unsur marketing mix .
• Membuat strategi untuk meningkatkan pangsa pasar , memasuki ruang lingkup pasar baru, dan meningkatkan brand awareness .
• Membuat anggaran terperinci terkait dana dan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan yang ditunjukkan dalam rencana pemasaran.
• Menjabarkan tugas dan tanggung jawab yang ada dalam kegiatan pemasaran.
• Mengidentifikasi peluang bisnis dan strategi apa yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
• Membantu meninjau dan menganalisis lingkungan pemasaran yang membutuhkan riset pasar, penilaian kebutuhan pelanggan, analisis pesaing, analisis PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi), mempelajari tren bisnis baru , dan melakukan pemindaian terhadap lingkungan yang berkelanjutan.
• Mengintegrasikan fungsi bisnis untuk beroperasi dengan konsisten , terutama terkait aspek penjualan, keuangan, sumber daya manusia, dan pemasaran.

Apa Pentingnya Rencana Pemasaran bagi Bisnis?

Pada penjelasan sebelumnya, bahwasanya marketing plan merupakan salah satu elemen penting yang patut Anda perhatikan dalam dunia bisnis. Namun, rencana pemasaran yang baik dan tepat akan dapat membantu bisnis Anda tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana yang sudah ada.

Selain itu, rencana pemasaran dapat memudahkan Anda ketika menyusun strategi pemasaran dan menghindari ketidakjelasan di masa depan. Rencana ini akan membantu Anda untuk memahami tujuan pemasaran bisnis Anda dan bagaimana cara Anda akan mencapai tujuan tersebut.

Baca Juga: Definisi, Manfaat, dan Tahapan Marketing Funnel

Bagaimana Cara Membuat Marketing plan ?

Setelah membahas tentang definisi, tujuan, dan pentingnya marketing plan , kini saatnya untuk Anda mengetahui bagaimana cara membuat marketing plan untuk bisnis Anda.

Ada berbagai langkah dalam perencanaan pemasaran n , namun yang perlu diperhatikan adalah beberapa komponen kunci yang harus ada di dalam rencana pemasaran Anda, seperti berikut:

1. Membuat Executive Summary

Hal pertama yang perlu Anda lakukan untuk membuat marketing plan adalah membuat executive summary atau ringkasan eksekutif. Ringkasan ini biasanya berisikan ringkasan atau gambaran singkat tentang perusahaan Anda dan tujuan utama dari seluruh rencana pemasaran yang akan Anda buat.

Selain itu, Anda juga bisa memasukkan pencapaian perusahaan dan rencana masa depan bisnis Anda dalam ringkasan ini. Namun Anda harus membuat ringkasan ini tetap ringkas, to-the-point , dan menarik.

2. Meninjau Kembali Misi, Visi, Dan Nilai Perusahaan

Langkah berikutnya yang tidak kalah penting adalah meninjau kembali nilai, visi, dan misi perusahaan Anda. Ini bertujuan untuk menyesuaikan semua informasi yang di dalam rencana pemasaran dengan perspektif perusahaan.

Selain itu, langkah ini juga dapat membantu Anda menjawab pertanyaan mengapa Anda akan melakukan pemasaran yang Anda rencanakan.

Lebih lanjut, ini akan membantu siapa saja yang membaca rencana pemasaran Anda untuk mengetahui tentang tujuan akhir bisnis Anda. Sehingga mereka dapat lebih memahami apa tujuan pemasaran, aktivitas, dan rencana masa depan bisnis Anda.

3. Mengidentifikasi Pasar Dan Persaingan

Langkah ini bertujuan untuk mendukung rencana pemasaran Anda dengan riset yang kuat. Anda perlu menganalisis situasi pasar saat ini, mempelajari pesaing, dan melihat kekuatan serta kelemahan perusahaan Anda sendiri.

Dalam hal ini, Anda juga dapat menggunakan analisis SWOT ( strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ) untuk memudahkan anda mengidentifikasi dan menganalisis pasar dan persaingan pasar.

4. Menentukan Target Pelanggan

Saat membuat rencana pemasaran, penting bagi Anda untuk mengidentifikasi siapa pelanggan ideal Anda. Sehingga Anda dapat membuat strategi pemasaran yang lebih tepat dan sesuai dengan target pelanggan Anda.

Salah satu cara yang dapat Anda gunakan untuk menentukan target pelanggan adalah dengan membuat buyer persona . Buyer persona merupakan profil berbasis penelitian yang menggambarkan target pelanggan Anda.

Ini menggambarkan siapa pelanggan ideal Anda, seperti apa keseharian mereka, apa saja tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana cara mereka membuat keputusan.

Sementar itu, bukan tidak mungkin apabila Anda memiliki lebih dari satu jenis pelanggan. Untuk itu, Anda dapat mengkategorikan pelanggan yang berbeda dengan menggunakan diagram.

5. Uraikan Tujuan Pemasaran

Selanjutnya, Anda harus menentukan tujuan pemasaran apa yang ingin Anda capai. Kemudian uraikan tujuan dan target pemasaran Anda.

Saat menguraikan tujuan pemasaran, sebaiknya Anda menggunakan angka aktual dibandingkan menulis pernyataan yang tidak jelas. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Anda dan pembaca dalam memahami tujuan pemasaran.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan metode SMART goals, yang terdiri dari specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (tercapai), relevant (relevan), dan time-based (tenggat waktu), untuk menguraikan tujuan pemasaran Anda.

6. Mempresentasikan Rencana Pemasaran

Pada langkah marketing plan ini, Anda harus menuliskan satu atau lebih strategi pemasaran dan taktik yang akan Anda lakukan untuk masing-masing strategi.

Pastikan Anda mencantumkan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan channel apa yang akan Anda gunakan.

Kemudian, Anda dapat membagi aktivitas pemasaran menjadi beberapa tahapan yang tertuang ke dalam sebuah roadmap atau infografis yang mudah dipahami.

7. Menentukan Anggaran Pemasaran

Langkah marketing plan yang terakhir dan tak kalah penting dari semua langkah sebelumnya adalah menentukan anggaran pemasaran dalam rencana pemasaran. Langkah ini sangat penting, mengingat pemasaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Dalam hal ini, Anda perlu membuat anggaran pemasaran yang terperinci. Anggaran ini nantinya juga dapat membantu perusahaan dalam memilih sumber daya yang tepat.

Baca Juga: Bentuk, Contoh, dan Tips Partnership Marketing yang Efektif

Contoh Marketing Plan yang Perlu Anda Ketahui!

Nah , untuk membantu Anda memahami cara membuat marketing plan yang efektif, berikut kami jabarkan contoh marketing plan  lengkap dengan penjabarannya.

– Marketing Plan Bisnis Catering Makanan Sehat

1. executive summary.

Saat membuat executive summary , Anda bisa meninjau kembali visi, misi, dan nilai perusahaan Anda untuk menyesuaikan semua informasi yang di dalam rencana pemasaran. Misalnya:

Gaya hidup masyarakat metropolitan yang serba cepat telah membuat kebiasaan pola makan menjadi kurang sehat. Padahal asupan gizi yang tepat merupakan fondasi utama dalam menjaga kesehatan tubuh.

Untuk itu, bisnis kami memiliki visi untuk menjadi penyedia makanan sehat terdepan yang menyediakan katering sehat dengan bahan-bahan berkualitas terbaik.

Adapun misi kami untuk mewujudkan visi tersebut sebagai berikut:

• Menyediakan makanan yang sehat, enak, bersih, dan berkualitas.
• Memberikan pelayanan pengantaran makanan yang tepat waktu.
• Membangun brand yang kuat, dengan memberikan konten yang relevan dengan target pasar kami.

2. Identifikasi Persaingan Pasar

Di bagian ini Anda dapat menyebutkan siapa saja yang menjadi kompetitor bisnis Anda dan apa saja kelebihan dan kekurangan mereka. Misalnya:

• Nama kompetitor: Katering ABCD
• Kelebihan: Memiliki pilihan menu yang kekinian dan disukai oleh generasi milenial.
• Kekurangan: Rasa makanan masih terasa seperti makanan diet yang hambar.

Kemudian Anda juga dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan bisnis Anda sendiri menggunakan analisis SWOT.

3. Target Pelanggan

Anda bisa mengkategorikan pelanggan sesuai dengan dengan target yang Anda inginkan, misalnya seperti:

• Target pelanggan: Pekerja kantoran dan mahasiswa
• Usia pelanggan: 20 – 35 tahun
• Wilayah: Jabodetabek
• Pendapatan per bulan kurang lebih Rp4.000.000

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan buyer persona untuk membuat profil pelanggan yang lebih rinci dan jelas.

4. Strategi Pemasaran

Pada bagian ini Anda dapat memaparkan tujuan pemasaran dan strategi pemasaran bisnis Anda dengan menggunakan SMART goals , seperti:

• Specific atau spesifik : Bekerja sama dengan influencer terkait untuk memberikan awareness tentang makanan sehat dan mempromosikan bisnis.
• Measurable atau terukur : Pemasaran akan berlangsung selama kurun waktu empat bulan.
• Achievable dan bisa dicapai : Diharapkan pemasaran yang dilakukan dapat menghasilkan minimal peningkatan penjualan sebesar 50% dari penjualan sebelumnya.
• Relevant atau relevan: Dengan awareness yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan memberikan informasi kepada pelanggan terkait pentingnya makanan sehat.
• Time-bound atau terkait waktu : Batas waktu untuk promosi adalah selama dua bulan.

Penggunaan metode SMART goals ini dapat membantu membuat strategi pemasaran menjadi terarah.

5. Biaya Pemasaran

Adapun biaya pemasaran yang dicantumkan harus dibuat serinci mungkin. Sehingga perusahaan dapat mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak.

• Riset pasar: Rp1.000.000
• Branding : Rp2.000.000
• Promosi media sosial: Rp2.000.000
• Kerja sama dengan influencer : Rp5.000.000
• Total biaya pemasaran: Rp10.000.000

6. Target Pemasaran

• Penjualan bisa mencapai 35 paket makanan sehat dalam sehari selama masa promosi.
• Menjadi tren gaya hidup baru bagi kalangan anak muda.

– Marketing Plan Bisnis Pakaian

Saat ini  lounge wear  atau pakaian rumahan menjadi tren yang banyak diminati oleh berbagai kalangan usia. Ini berkaitan dengan adanya pandemi dan kebijakan PPKM yang membuat banyak orang menjadi lebih sering berdiam diri di rumah.

Saat di rumah, tentu kita ingin menggunakan pakaian yang nyaman, tetapi baju rumahan yang biasa menjadi terkesan membosankan. Sehingga muncul lah tren  lounge wear  yang simpel namun tetap  chic  dan dapat digunakan untuk keluar rumah sekalipun.

Untuk itu, bisnis kami memiliki visi untuk menjadi penyedia  lounge wear  yang nyaman dan versatile . Jadi, dapat digunakan untuk bersantai di rumah maupun  hangout  keluar.

• Menyediakan pakaian dengan kualitas terbaik dan nyaman untuk digunakan.
• Memilih desain pakaian yang simpel, sehingga dapat digunakan kapan saja.
• Nama kompetitor: Toko Baju Rumahan
• Kelebihan: Memiliki harga jual yang cocok untuk menengah ke bawah.
• Kekurangan: Bahan yang dipilih kurang lembut dan kurang nyaman untuk digunakan.
• Target pelanggan: Milenial dan Gen Z
• Usia pelanggan: 17 – 40 tahun
• Pendapatan per bulan kurang lebih Rp3.000.000

Berikut adalah contoh  buyer persona  bisnis pakaian:

• Specific atau spesifik : Bekerja sama dengan influencer terkait untuk memberikan awareness tentang keberadaan produk Anda.
• Measurable atau terukur : Pemasaran akan berlangsung selama kurun waktu dua bulan.
• Relevant atau relevan: Dengan awareness yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan memberikan informasi kepada pelanggan terkait produk yang dipasarkan.
• Time-bound atau terkait waktu : Batas waktu untuk promosi adalah dua bulan.
• Riset pasar: Rp500.000
• Branding : Rp1.000.000
• Kerja sama dengan influencer : Rp3.000.000
• Total biaya pemasaran: Rp6.500.000
• Penjualan bisa mencapai 150 pcs pakaian dalam sehari selama masa promosi.
• Menjadi tren pakaian dalam kalangan anak muda.

– Marketing Plan Minuman Kopi kekinian

Minuman instan kopi saat ini sedang naik daun. Peminatnya juga lumaya banyak yang mayoritas berasal dari kalangan muda. Selain untuk teman nongkrong, banyak pembeli minuman ini juga mengkonsumsinya untuk boster saat bekerja.

Minuman kopi kekinian juga mudah dikembangkan dengan beragam rasa dan toping tambahan. Hal ini bisa menarik bukan hanya pecinta kopi, tapi bagi mereka yang kurang suka kopi bisa menikmatinya.

Untuk itu, bisnis kami memiliki visi untuk menjadi penyedia kopi kekinian yang bisa dinikmati bukan hanya pecita kopi. Jadi, semua orang bisa menikmati kopi tanpa merasa pahitnya.

• Menyediakan biji kopi pilihan
• Memberikan beberapa opsi menu kopi untuk yang tidak suka kopi
• Menyediakan tempat nyaman untuk hangout anak muda

Nama kompetitor: Janji Jiwa, Kenangan, Kulo dan lainnya Kelebihan: Memiliki berbagai variasi rasa kopi Kekurangan: Relatif sulit terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah

Target pelanggan: Milenial dan Gen Z bukan pecinta kopi Usia pelanggan: 15 – 35 tahun Wilayah: Jabodetabek Pendapatan per bulan kurang lebih Rp 3.000.000

• Measurable atau terukur : Pemasaran akan berlangsung selama kurun waktu tiga bulan melalui sosial media.
• Achievable dan bisa dicapai : Dalam waktu 3 bulan, kegitan pemasaran berhasil setidaknya mendapatkan 50% dari target penjualan.
• Time-bound atau terkait waktu : Batas waktuuntuk promosi adalah tiga bulan.

Riset pasar: Rp 300.000 Branding: Rp 2.000.000 Promosi media sosial: Rp 1.200.000 Total biaya pemasaran: Rp 3.500.000

• Penjualan bisa mencapai 50 cup kopi kekinian dalam sehari selama masa promosi.
• Menjadi tren minuman kekinian dalam kalangan anak muda.

Baca Juga: Mengenal Marketing Automation dan Manfaatnya untuk Bisnis

Implementasikan Marketing Plan Terbaik Anda dan Kembangkan Bisnis Anda Sekarang!

Marketing plan yang tepat dapat membantu menyusun strategi pemasaran yang terarah dan menghindari ketidakjelasan bisnis di masa depan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda untuk memastikan bisnis Anda telah memiliki marketing plan yang tepat.

Selain membuat marketing plan , Anda juga bisa menggunakan strategi pemasaran lainnya untuk meningkatkan bisnis Anda. Misalnya seperti menggunakan aplikasi digital marketing terbaik dari Mekari Qontak .

Mekari Qontak menyediakan aplikasi CRM yang berbasis sistem omnichannel terbaik di Indonesia . Dengan menggunakan sistem CRM omnichannel Mekari Qontak, Anda dapat mengintegrasikan semua platform bisnis yang Anda butuhkan dengan mudah. Selain itu, Mekari Qontak telah membantu lebih dari 3000+ perusahaan meningkatkan penjualan dan layanan pelanggan mereka.

Meet our expert editorial team, passionate about CRM, Omnichannel, Customer Service & more. We craft insights that drive customer-centric excellence.

Artikel terkait

Pre Sales: Pengertian, Manfaat, dan Alur Bisnisnya

Apa itu Conversion Rate, Jenis, dan Cara Menghitungnya?

Kenali Apa itu Value Proposition dan Cara Membuatnya

• Research Service
• Consumer Trend Report
• Poplite by Populix
• Partnership @Poplite
• Blog & Articles
• Join Telegram Channel
• Join Telegram Group

Marketing Plan: Cara Membuat, Contoh, Ciri untuk Bisnis

Sebagai pebisnis yang cerdas, mempersiapkan segala rencana perusahaan secara matang adalah hal wajib. Salah satu contohnya adalah dengan menyusun marketing plan atau rencana pemasaran. Umumnya, rancangan ini disusun oleh tim pemasaran produk.

Rencana pemasaran sendiri berisikan beberapa poin, salah satunya adalah tindakan apa yang dipilih perusahaan untuk mendapatkan target pasar. Dengan begitu, goals yang ingin dicapai pun bisa lebih mudah dipenuhi.

Pengertian Marketing Plan

Jika Anda merupakan bagian dari tim pemasaran produk suatu perusahaan, istilah marketing plan pasti sering kali Anda dengar. Perencanaan yang berisi beberapa strategi pemasaran ini dibuat untuk memenuhi tujuan bisnis perusahaan.

Sering kali orang keliru berasumsi bahwa perencanaan dengan strategi pemasaran adalah hal yang sama. Namun, seperti yang kita tahu dalam rencana pemasaran pun ada marketing strategy . Artinya marketing plan adalah landasan atau payung bagi strategi pemasaran produk dalam sebuah perusahaan.

Baca juga: 5 Karakter Konsumen di Indonesia, Wajib Pebisnis Kenali!

Isi Marketing Plan

Bagaimana cara membuat marketing plan ? Awali dengan mengetahui unsur-unsur apa saja yang termasuk di dalamnya. Berikut ini sejumlah unsur rancangan pemasaran yang harus diketahui.

• Profil atau visi misi perusahaan
• Target pasar
• Jenis konten sebagai bentuk strategi promosi
• KPI ( Key Performance Indicator )
• Budget dan penanggung jawab program

Cara Membuat Marketing Plan

Setelah mengetahui apa saja isi dalam sebuah perencanaan pemasaran, Anda bisa memulai merancang dan menyusunnya menjadi satu output plan yang dilandasi visi misi perusahaan.

Lakukan beberapa hal berikut untuk membuatnya.

1. Target Pasar, Kompetitor, dan Unique Selling Point

Pelanggan dan kompetitor merupakan dua aspek yang sangat penting untuk dipetakan secara tepat. Dengan memperhatikan visi misi perusahaan, pembuatan perencanaan pemasaran bisa dimulai dengan menentukan pasar yang akan ditarget dan siapa kompetitor yang harus dihadapi.

Jika merasa kesulitan untuk menentukan target dari cakupan pasar yang luas, Anda bisa mengatasinya dengan klasifikasi menggunakan buyer persona atau segmentasi pasar. Kami telah memberikan penjelasan dan tips mengenai hal tersebut pada panduan dan contoh segmentasi pasar .

Selain pelanggan, ketahui juga dengan siapa perusahaan Anda bersaing melalui riset kompetitor. Cari tahu kelebihan dan kekurangan yang bisa dipelajari dari pesaing. Dengan riset ini, perusahaan juga bisa menentukan dengan jelas apa unique selling point yang bisa ditawarkan ke pelanggan.

2. Menyusun Strategi Marketing dengan Dasar AIDA

Langkah kedua dalam cara membuat marketing plan adalah menyusun marketing strategy dengan konsep AIDA . Ada beberapa unsur yang menyusun konsep AIDA yaitu Awareness , Interest , Desire dan Action . Tim marketing bisa merencanakan konsep pemasaran sesuai dengan keempat unsur tersebut.

Kelompokkan dengan rinci mana strategi yang dilakukan untuk memunculkan awareness di benak pelanggan, mengajak pelanggan mencari tahu lebih lanjut tentang produk, mempersuasi untuk membeli, hingga mengambil keputusan dengan action terhadap barang yang ditawarkan.

3. Key Performance Indicator (KPI)

Konsep dan strategi marketing tidak hanya disusun di atas lembar perencanaan, sebelum benar-benar diimplementasikan coba tentukan juga indikator keberhasilan dari strategi-strategi tersebut dengan key performance indicator .

KPI adalah alat ukur yang bisa digunakan perusahaan untuk memonitor apakah target dari strategi yang disusun sudah tercapai. Dengan adanya key performance indicator , tahap evaluasi juga lebih efisien dilakukan.

4. Menetapkan Anggaran

Pastinya seluruh kegiatan pemasaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Cara membuat marketing plan yang baik selanjutnya adalah dengan mengalokasikan dana perusahaan dengan tepat agar tidak ada pengeluaran yang di luar kendali.

5. Susun Daftar Person in Charge

Tahap melaksanakan pemasaran tentu tidak bisa dilakukan seorang diri. Dalam tim marketing pun pasti ada beberapa orang yang menanggung suatu kewajiban.

Menyusun daftar PIC atau person in charge adalah salah satu solusi agar proses monitoring kegiatan juga lebih mudah. Sehingga tidak ada pekerjaan yang terlewat.

Baca juga: Mengenal Profesi Market Researcher, Berbeda dengan R&D

Contoh Marketing Plan

Bagaimana gambaran perencanaan pemasaran yang baik? Berikut contoh marketing plan yang Populix buat berdasarkan tipe produk perusahaan.

Contoh Marketing Plan Perusahaan Jasa

Sebagai tipe perusahaan jasa, Populix mengambil contoh pembuatan perencanaan perasaan bisnis layanan liburan.

• Tipe : perusahaan traveling ABC
• Visi : menjadikan liburan dalam negeri lebih mudah dan nyaman
• Misi : meningkatkan kerja sama dengan berbagai korporasi nasional
• Target pasar : dewasa, kelas sosial menengah ke atas, hobi traveling
• Kompetitor : perusahaan traveling lainnya
• Konten dan Media : video TikTok tips traveling anti ribet ala perusahaan
• Tujuan AIDA : memunculkan interest pelanggan
• KPI : target followers TikTok baru sejumlah 100 orang
• Anggaran dan PIC : Rp xxx (tim content creator dan social media expert )

Contoh Marketing Plan Perusahaan Barang

Selain contoh marketing plan perusahaan jasa, berikut contoh yang bisa diterapkan dalam perusahaan yang menawarkan barang sebagai produk mereka.

• Tipe : perusahaan mie instan
• Visi : menjadikan mie instan makanan yang sehat
• Misi : meningkatkan kerjasama dengan produsen bahan organik
• Target pasar : millennial, kelas sosial menengah ke atas
• Kompetitor : perusahaan mie instan lainnya
• Konten dan Media : infografis Instagram tentang bahan organik yang sehat
• KPI : target engagement konten sejumlah 500 akun

Contoh Marketing Plan Produk Baru

Sebagai perusahaan yang baru merintis, umumnya produk yang diciptakan belum banyak diketahui orang.

Atau misalkan Anda berada dalam sebuah perusahaan yang sedang berinovasi menciptakan produk baru, kemungkinan besar pelanggan juga belum mengetahui informasi apapun tentang produk tersebut.

Rancangan pemasaran adalah solusi yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk kepada pelanggan melalui strategi pemasaran yang disusun. Sehingga, fokuskan dasar AIDA marketing plan untuk tujuan awareness .

Baca juga: 3 Cara Mendapatkan Klien Bisnis Perusahaan Menurut Pakarnya

5 Ciri Marketing Plan yang Baik

Apakah dengan melakukan beberapa tahapan dan contoh di atas perencanaan pemasaran Anda sudah menghasilkan output yang memuaskan?

Selain meninjau dari KPI, pastikan rancangan yang disusun sesuai dengan 5 ciri marketing plan yang baik sebagai berikut.

• Unsur dalam rancangan lengkap
• Tepat target sasar
• Bisa menekan biaya agar tidak keluar batas
• Rencana promosi tepat waktu
• Strategi marketing berhasil

Itu tadi pembahasan lengkap Populix tentang panduan rencana pemasaran. Bagi seorang pebisnis, khususnya Anda yang berada di bidang pemasaran, marketing pla n adalah rancangan yang harus disusun secara runtun untuk mencapai goals dengan maksimal.

Di samping menyusun rencana pemasaran, ada baiknya juga untuk melakukan segmentasi pasar dengan riset bisnis. Untuk melakukan riset bisnis, Anda bisa memanfaatkan layanan Populix for Enterprise .

Populix for Enterprise adalah full suite research yang dirancang untuk menjawab kebutuhan bisnis Anda. Adapun solusi yang ditawarkan Populix for Enterprise di antaranya yaitu Market Overview, Brand Research, Advertisement Research, Product Research, dan Customer Experience.

Jangan ragu gunakan layanan Populix for Enterprise untuk membantu Anda melakukan riset bisnis yang mudah agar dapat menyusun marketing plan yang tepat.

Baca juga: 7 Strategi Pemasaran Efektif, Pengertian, Tujuan & Elemen

Subscribe to our newsletter to get the latest updates & amazing offers deliverd directly to your email

Cara Membuat Business Plan dengan Mudah

Dalam membangun bisnis, banyak hal yang harus kita persiapkan. Saya yakin, bisnis yang sukses pasti mempunyai perencanaan yang baik.

Oleh sebab itu,  business plan menjadi hal yang penting untuk dibuat sebelum membangun bisnis.

Tujuan Membuat Business Plan

Komponen dalam business plan, executive summary, latar belakang, visi dan misi, deskripsi produk/jasa, proses operasi, target pasar, ukuran pasar, five forces porter’s matrix, swot strategy analysis, diketuai oleh direktur, dibagi berdasarkan produk, kebutuhan sumber daya manusia, penentuan sumber permodalan, menghitung bep unit, menghitung bep penjualan, rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, contoh business plan, apa itu business plan.

Business plan atau rencana bisnis merupakan dokumen yang digunakan untuk merencanakan suatu bisnis.

Business Plan sebenarnya ngga hanya digunakan ketika ingin membangun bisnis saja. Dalam mengembangkan bisnis, saya menggunakan business plan agar pengembangan yang dilakukan jauh lebih tertata.

• Sebagai perencanaan awal bisnis
• Sebagai perencanaan pengembangan bisnis
• Sebagai nilai jual untuk ditawarkan

Saya merangkum beberapa komponen  business pla n seperti ini:

Perencanaan Manajemen

Analisis keuangan, langkah pengembangan bisnis.

Executive Summary merupakan garis besar dari suatu  business plan . Biasanya hanya ditulis sebanyak 1-2 halaman. Memang tidak ada aturan yang jelas  executive summary ini akan berisi apa saja.

Namun, saya mengharuskan hal-hal ini dalam executive summary:

• Produk/Jasa yang ditawarkan Secara Singkat
• Profil Manajemen Perusahaan
• Riset Pasar

Strategi Pemasaran

Profil perusahaan.

Selanjutnya, menampilkan profil perusahaan terdiri atas:

Profil perusahaan memungkinkan yang membaca  business plan akan mengenal lebih paham tentang bisnis yang akan/sedang dijalankan.

Saya menekankan perbedaan profil perusahaan yang pembahasannya lebih mendalam dibandingkan executive summary. 

Latar belakang perusahaan berisi tentang hal-hal umum yang berkaitan tentang masalah yang akan diselesaikan ataupun peluang yang menjadi munculnya ide bisnis dalam  business plan . Dalam membuat latar belakang, ada 3 bagian yang dibahas:

• Pertama , gambaran umum tentang masalah yang dihadapi.
• Kedua , data-data yang diberikan akan pentingnya masalah.
• Ketiga , solusi yang ditawarkan atas masalah tersebut.

Saya beri contoh latar belakang usaha fintech  yang membantu permodalan nelayan:

Membicarakan modal dalam usaha perikanan tidak akan lepas dari pembicaraan kredit. Diakui dan terjadi di lapangan bahwa ada nelayan yang dapat memenuhi semua keperluan modalnya dari kekayaan yang dimiliki dan tidak menggunakan kredit. Bank hadir memberikan kredit untuk memenuhi kebutuhan permodalan nelayan, akan tetapi kurang dimanfaatkan oleh nelayan, hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain; Nelayan tradisional tidak mengerti prosedur peminjaman. Tempat perkreditan jauh dari tempat tinggal nelayan, sehingga membutuhkan banyak waktu dan biaya. Jaminan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga perkreditan. Biaya pengurusan dipandang tinggi. Faktor di atas menyebabkan nelayan cenderung meminjam modal dari rentenir dikarenakan lebih mudah, cepat didapat dan tanpa jaminan, namun dengan bunga yang sangat tinggi ataupun hasil bagi keuntungan yang merugikan bagi nelayan. Keterbatasan akses permodalan usaha bagi nelayan menyebabkan perkembangan usaha perikanan tangkap sulit atau cenderung stagnan. Terbatasnya akses permodalan bagi nelayan juga menyebabkan pemanfaatan sumberdaya ikan yang tidak berimbang antara nelayan pemilik modal besar dengan nelayan yang tidak memiliki modal, terutama di daerah pesisir. Selain itu, potensi perikanan di Indonesia sangatlah besar, hal ini disebabkan potensi Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Proyeksi produksi ikan di Indonesia diperkirakan terus berkembang mencapai angka 24,2 ribu ton pada tahun 2022 selain itu pertumbuhan konsumsi ikan di Indonesia dari tahun ke tahun pun cenderung selalu mengalami peningkatan.

Saya rasa teman-teman sudah familiar dengan ini. Visi merupakan harapan perusahaan di masa mendatang sedangkan misi merupakan langkah langkah untuk mencapainya.

Hal ini menjadi akan memberikan arah yang jelas “ mau dibawa kemana ” perusahaan atau calon perusahaan tersebut.

Visi Memberdayakan nelayan dan pembudidaya ikan untuk lebih sejahtera di masa mendatang. Misi Membantu permasalahan permodalan yang dialami nelayan dan pembudidaya ikan. Membantu permasalahan berkaitan faktor-faktor produksi lainnya yang diperlukan nelayan dan pembudidaya ikan.

Berikan deskripsi produk yang dijual atau jasa yang ditawarkan sedetail mungkin. Saya menempatkan 3 hal yang harus ada pada deskripsi, yaitu:

• Jenis perusahaan , apakah PT? CV? atau hanya sekedar kerjasama tanpa legal?
• Spesifikasi produk/jasa , berikan penjelasan spesifikasi dari produk atau jasa yang ditawarkan.
• Pembeda produk , berikan kelebihan produk dibandingkan kompetitor.

Contohnya seperti dibawah ini:

Platform X berperan sebagai penghubung antara investor dengan nelayan/pembudidaya ikan yang membutuhkan modal dengan mudah dan cepat. Jasa yang kami tawarkan tidak hanya berpaku pada profit, namun juga kesejahteraan bersama. Selain itu kami memiliki beberapa keunggulan seperti ini: Platform crowdfunding online yang mudah diakses Peminjaman berbasis Syariah yang keuntungan/kerugian nantinya akan dibagi hasil dengan investor (posisi investor dengan nelayan/pembudidaya sama) Minim persyaratan yang memberatkan nelayan maupun pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal

Manajemen yang dimaksud adalah deskripsi dari tim manajemen perusahaan tersebut. Saya mengkategorisasikan seperti  co-founder dari bisnis tersebut (dengan catatan, jika bisnisnya adalah rintisan).

“ Apa saja yang harus ada nih? ”

• Siapa orang tersebut?
• Skill apa yang dikuasai?
• Memiliki pengalaman apa sebelumnya?

Sebagai contoh:

Muhammad Fathi Rauf Posisi: CEO Skills : Business Analysis & Team Management Pengalaman: Business Analyst di McKinsey Budi Udin Posisi: CMO Skills : Digital Marketing Pengalaman: Digital Strategist di Agensi X

“ Kenapa perlu sih? ”

Jika perusahaan yang dibuat adalah rintisan dan sedang mencari investor, orang kunci dibalik perusahaan tersebut biasanya menjadi faktor penting dalam mendapatkan pendanaan dari investor.

Rencana Operasi

Rencana operasi merupakan perencanaan yang berkaitan dengan jalannya produksi dari bisnis tersebut.

Sebenarnya banyak sekali bagian dari rencana operasi. Tapi, saya memfokuskan 3 bagian yang ada dalam rencana operasi, yaitu:

Setiap usaha perlu lokasi, sekalipun di era saat ini banyak menggunakan konsep “ remote “   yang membuat peran lokasi menjadi kurang relevan.

Nggak semua usaha bisa seperti itu. Untuk bisnis yang bergerak di bidang manufaktur, lokasi menjadi hal yang sangat krusial.

Mengapa? Karena tempat bisa mempengaruhi proses produksi.

Apakah pabrik tersebut dekat dengan supplier atau bahan baku? Jika jauh, proses produksi bisa lebih lama dan memakan biaya.

Bagaimana dengan biaya karyawan disana?  Apakah memiliki UMR yang terlalu tinggi?

Saya mendefinisikan aset sebagai hal-hal berharga yang mempengaruhi proses produksi. Menyusun perencanaan aset akan mempermudah membuat perencanaan keuangan.

“ Apa saja yang termasuk aset? ”

• Alat Produksi
• Hak Kekayaan Intelektual

Proses operasi merupakan proses bagaimana produk tersebut dapat jadi atau jasa dapat digunakan kepada konsumen.

Dalam menjelaskan proses operasi, saya menggunakan workflow chart seperti contoh dibawah ini:

Saya merekomendasikan 3 tools gratis yang bisa digunakan untuk membuat workflow chart:

Analisis Pasar

Analisis pasar dilakukan untuk mengetahui yang menjadi target pasar serta seberapa besar pasar yang ada.

Menentukan target pasar dengan menentukan segmentasi terlebih dahulu.

Untuk menentukan segmentasi, ada 3 jenis yang harus dipahami:

• Segmentasi Geografis
• Segmentasi Demografi
• Segmentasi Psikografi

Gabungan dari masing-masing jenis segmentasi akan membentuk suatu target pasar.

Saya sudah membahasnya secara lengkap cara menentukan target pasar pada artikel cara promosi secara efektif .

Ukuran pasar adalah jumlah individual yang potensial membeli atau menggunakan produk/jasa di area tertentu.

“ Mengapa perlu mengukur pasar? ”

Market terlalu kecil = Sedikit yang membeli = siap-siap gulung tikar dalam waktu dekat.

Mengukur pasar dapat menggunakan dua cara:

• Up to bottom: merupakan cara mengukur pasar berdasarkan analisis makro (secara luas) lalu dikerucutkan kebawah.
• Bottom to up : Bottom to up menggunakan data internal seperti penjualan.

Menurut saya, yang paling mudah mengukur market size untuk bisnis baru adalah dengan menggunakan metode  up to bottom. Kalau sudah berjalan dan  business plan  ini untuk ekspansi bisnis, lebih baik menggunakan metode bottom to up .

Sebelum mengukurnya ada 3 hal yang harus diketahui :

• Total Available Market (TAM) adalah total permintaan pasar suatu produk atau layanan.
• Serviceable Available Market (SAM) merupakan segmen dari TAM yang ditargetkan oleh produk/layanan dan berada dalam jangkauan geografis/teknologi.
• Service Obtainable Market/Share of Market (SOM) adalah bagian dari SAM yang masuk akal untuk kita ambil.

Cara mengukur ukuran pasar menggunakan metode  up to bottom dengan studi kasus AirBnB

• Menentukan TAM dengan referensi hotel yang terbooking di seluruh dunia.
• Menentukan SAM dengan mengambil bagian TAM, khusus yang melakukan booking melalui platform online.
• Caranya, dengan SAM dibagi dengan jumlah kompetitor yang ada.
• Ambil 1-5% market share dari setiap kompetitor.

Membuat business plan harus disertai dengan strategi pemasaran yang bagus dan rapi.

Saya menggunakan 3 strategi:

• Marketing Mix

Menurut Kotler, marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam target market.

Terdapat 4 variabel dalam marketing mix:

Saya contohkan strategi pemasaran dengan studi kasus sebuah kedai kopi:

Komposisi produk memiliki 8 variabel:

Kualitas, opsi dan fitur,  style , brand name, packaging, lini produk, garansi, dan pelayanan.

Merek: Tengah Coffee & Drink Keragaman Produk/Lini Produk: Terdapat 20 jenis produk minuman berbasis kopi dan non kopi, Snacks Macaroni berbumb Kualitas Produk: Disajikan dengan cup yang di segel plastik serta sedotan yang tidak ringkih, rasa yang kompetitf dengan harga yang sama dengan competitor Kemasan: Cup Desain: Sederhana namun mencerminkan brand. Ukuran: 180ml Service/Pelayan: Pelayanan baik, minuman diantar, internet cepat (20mbps), tempat nyaman Jaminan/Garansi: –

Komposisi harga memiliki 3 variabel:

Tingkat harga, diskon, dan ketentuan pembayaran.

Daftar Harga: Americano Rp12,000, Kopi Susu Rasa 17,000, Non-kopi 18,000 Diskon: Tidak terdapat diskon Ketentuan Pembayaran: –

Komposisi yang dimaksud bukanlah tempat namun distribusi, komposisi distribusi memiliki 5 variabel:

Saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi, level persediaan, dan transportasi.

Saluran Distribusi Tanpa perantara Lokasi: Jalan Babarsari, Ramai dengan kompetitor Coverage: Jalan babarsari, Kledokan, Seturan Inventory: Pembelian bahan produksi dari retail, pembelian stok seminggu sekali Transportasi: –

Komposisi promosi memiliki 4 variabel:

Advertising,  personal selling ,  sales promotion, dan publikasi .

Iklan: Papan baliho, Media Sosial (Instagram) Tenaga penjualan: 6 Barista (Penyaji kopi) Publikasi: Menggunakan media sosial untuk publikasi informasi Personal Selling: Tidak menggunakan personal selling

Setelah mendapatkan analisis data dari  marketing mix , selanjutnya adalah menganalisis lingkungan menggunakan Five Forces Porter matrix

Five Forces Porter’s Matrix adalah alat untuk menganalisis eksternal mikro (industri) dari suatu perusahaan.

Terdapat 5 kekuatan industri dalam  five force porter’s matrix :

• Competitive Rivalry : Seberapa banyak kompetitor di sekitar?
• Supplier Power : Seberapa kuat daya tawar dari supplier?
• Buyer Power : Seberapa kuat daya tawar pembeli? Punya pilihan yang banyak?
• Threat of Substitution : Adakah ancaman dari produk substitusi/pengganti?
• Threat of New Entry : Apakah jenis bisnisnya mudah ditiru?

Saya berikan contoh seperti di bawah ini:

Competitive rivalry Coffee Shop di daerah sekitar cukup banyak Harga kompetitor murah Bargaining Supplier Power Kekuatan tawar supplier rendah, supplier mudah diganti Bargaining Supplier Power Tinggi, diakibatkan banyaknya kompetitor Threat of Substitution Tinggi, banyak minuman pengganti selain kopi di daerah sekitar Threat of New Entry Barrier to entry tidak sulit, tidak menggunakan teknologi rumit, SDM mudah dicari

Setelah menganalisis faktor eksternal, saatnya membuat strategi dengan  SWOT

SWOT Analysis adalah salah satu alat untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

SWOT terdiri dari 2 faktor:

Ini yang saya lakukan dalam membuat strategi dengan SWOT:

Pertama, tentukan kekuatan dengan data marketing mix yang tersedia di atas.

Kedua, tentukan kelemahan dengan data marketing mix yang tersedia di atas.

Ketiga , tentukan peluang dari data five forces porter’s .

Keempat , tentukan ancaman dari data five forces porter’s .

Kelima, buat strategi dengan mencocokan masing-masing variabel.

Jadinya akan seperti ini:

Dalam executive summary sudah sedikit menyinggung manajemen tim. Bagian ini akan lebih mendalam menjawab pertanyaan seperti struktur organisasi dan kebutuhan sumber daya manusianya.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang jelas akan membuat investor lebih percaya dengan bisnis yang akan dijalankan. Saya rasa ini sudah sangat umum digunakan.

Untuk di dunia startup sendiri, saya melihat ada 2 jenis struktur organisasi:

Struktur ini sama seperti perusahaan pada umumnya. Seorang CEO memiliki bawahan beberapa direktur bidang dan masing-masing direktur memiliki manajer dan staffnya.

Untuk struktur organisasi yang seperti ini, direktur bisa dipecah berdasarkan produk yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Struktur seperti ini biasanya diadopsi oleh perusahaan yang sudah berkembang besar.

Contoh struktur organisasi seperti ini adalah Gojek.

Gojek memiliki CEO di masing-masing produknya, seperti CEO GO-PAY dan CEO GO-LIFE.

Saya biasanya akan merinci kebutuhan sumber daya manusia dengan poin-poin yang harus masuk seperti:

• Berapa banyak karyawan yang dibutuhkan?
• Posisi apa saja yang dibutuhkan?
• Skill apa saja yang dibutuhkan?
• Pengalaman sudah berapa lama?

Posisi: Lead Android Developer Jumlah: 1 Orang Skill yang dibutuhkan: Memahami Java dan Kotlin Pengalaman: Mempunyai portofolio dengan pengalaman lebih dari 3 tahun

Analisis keuangan terdiri dari 4 bahasan:

• Penentuan Sumber Modal

Hal ini berlaku pada perusahaan yang baru dirintis maupun perusahaan yang ingin berekspansi. Namun, penentuan sumber permodalan bagi bisnis baru dirintis dengan yang berekspansi bisa sedikit berbeda.

Sumber permodalan perusahaan dirintis:

• Modal Sendiri
• Modal dari Ventura

Sumber permodalan perusahaan yang ingin ekspansi

• Laba ditahan
• Menerbitkan Saham (Bagi perusahaan publik)

Laporan ini menunjukkan laba dan rugi pada periode tertentu.

Disaat pendapatan lebih besar dari biaya makan akan diperoleh laba bersih. Ketika pendapatan lebih kecil dari biaya diperoleh rugi bersih.

Untuk lebih memahaminya, terdapat 4 komponen utama dalam laporan laba rugi:

• Pendapatan Penjualan : Berisi nilai dari penjualan bisnis utama.
• Harga Pokok Penjualan : Merupakan biaya untuk membeli persediaan yang nantinya dijual perusahaan.
• Beban Operasional : Biaya penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi/overhead, biaya listrik,dsb.
• Pendapatan dan biaya lain-lain : Pendapatan diluar bisnis utama, serta biaya bunga, biaya pajak.

Saya sarankan untuk menggunakan template agar lebih mudah membuatnya.

Kamu bisa mendownload template laba rugi

Arus kas adalah laporan keuangan yang berisi penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan pada periode tertentu.

Arus kas sendiri memiliki 3 aktivitas:

• Aktivitas Operasi : Berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan.
• Aktivitas Investasi : Hubungannya dengan perolehan atau penjualan aktiva tetap.
• Aktivitas Pendanaan : Penambahan atau pengurangan modal usaha.

Dalam membuat arus kas, terdiri dari 2 metode:

• Metode Langsung
• Metode Tidak Langsung

Perbedaannya, jika metode langsung mengelompokkan kegiatan operasi dalam berbagai kategori, sedangkan metode tidak langsung memusatkan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas.

Metode langsung dinilai lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih detail daripada metode tidak langsung.

Namun, untuk pembuatannya akan lebih mudah metode tidak langsung. Karena data sudah tersedia dari laba rugi dan neraca.

Kamu bisa memperhatikan letak perbedaannya melalui gambar ini:

Lagi-lagi saya sarankan untuk membuatnya menggunakan template , kamu bisa mendownload  template arus kas .

Break Even Point (BEP)

Break even point adalah kondisi dimana biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan.

Ini juga dipahami sebagai titik impas, ketika perusahaan tidak mendapatkan laba namun tidak mengalami kerugian juga.

Ada beberapa manfaat dari menghitung BEP:

• Menentukan harga jual minimum
• Menentukan tingkat unit penjualan minimal

Dalam menghitung BEP ada beberapa istilah yang harus kamu ketahui:

• Fixed Cost/Biaya Tetap : Biaya yang tetap konstan jika terjadi kenaikan jumlah produksi
• Variable Cost/Biaya Variabel : Biaya per unit yang dinamis tergantung dengan jumlah produksi
• Harga jual barang : harga jual per unit barang

Untuk mengetahui berapa banyak unit minimum yang harus terjual untuk mencapai titik impas.

Ini rumus yang digunakan:

BEP = FC / (P-VC)

Berbeda dengan BEP unit, menghitung BEP penjualan digunakan untuk mengetahui uang yang harus didapatkan untuk mencapai titik impas.

BEP = FC/(1-(VC-P))

Untuk memudahkan memahaminya, saya contohkan seperti ini:

Fixed Cost (FC) = 100 juta rupiah Variable cost per unit = 50 ribu rupiah Harga jual barang per unit = 70 ribu rupiah Perhitungan BEP unit  BEP = FC/(P-VC) BEP = 100.000.000 / (70.000 – 50.000) BEP = 5.000 Perhitungan BEP Rupiah BEP = FC/(1-(VC/P)) BEP = 100.000.000 / (1-(50.000/70.000) BEP = 350.000.000

Nah, sudah kelihatan nih kalau setidaknya harus menjual 5000 unit.

“ Gimana kalau kita punya target laba sendiri, semisal bulan ini harus dapat laba sebesar 50 juta rupiah”

Ada lagi rumusnya: BEP – Laba = (FC+Target Laba)/(P-VC) BEP – Laba = (100.000.000 + 50.000.000) / (70.000 – 50.000 ) BEP – Laba = 150.000.000 / 20.000 BEP – Laba = 7.500 unit atau 525 Juta (7500 x 70,000 harga per unit)

“ Tapi masih ga yakin kalau jual 7500 unit bisa menghasilkan laba 50jt rupiah ”

Untuk membuktikannya ada lagi nih rumusnya Penjualan = 525 juta Fixed Cost = 100 juta Total Variable Cost (50.000 x 7.500 unit) = 375 juta Total Cost/Biaya Total = 475 juta Laba yang diinginkan (Penjualan – (FC+Total VC) = 525 juta – 475 juta = 50 juta

Pada  business plan , langkah pengembangan bisnis biasanya dibagi dengan dua:

Nah, langkah-langkah ini bersifat strategis dari perencanaan yang sudah dibuat di atas.

Namun, dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu.

Rencana jangka pendek memang seringkali tidak begitu strategis, karena waktunya yang hanya 1-3 tahun saja.

Saya biasanya membuat seperti ini:

Rencana Jangka Pendek Tahun 1 Q1: Sumber permodalan Modal Sendiri: 60 Juta Rupiah Ventura: 50 Juta Rupiah Sumber Daya Manusia 3 Software Engineer 1 Accounting 2 Marketing Penjualan Q1: 2500 Penjualan Q2: Sumber Daya Manusia 2 Accounting 3 Marketing Penjualan Q2: 4000 Penjualan Keuangan Menyentuh BEP Q3: Sumber Daya Manusia 3 Engineer Penjualan Q3: 6000 Penjualan Q4: Penjualan Q4: 10000 Penjualan

Rencana jangka panjang dibuat untuk pengembangan 5 tahun keatas. Didasari oleh visi dari perusahaan.

Contoh sederhananya seperti ini:

Rencana Jangka Panjang Tahun 5 Pembukaan 5 cabang baru 2 Jawa Barat 2 Jawa Tengah 1 Jawa Timur Sumber Permodalan: 60% Ventura 40% Laba Ditahan Melakukan IPO Harga Saham di 500 Rupiah per Lembar Penjualan Meningkat Diatas 250% per Kuartal Keuangan Rasio Keuangan Baik

Saya mempunyai beberapa contoh business plan untuk dijadikan referensi dalam membuatnya:

• Contoh Business Plan Makanan
• Contoh Business Plan Restoran
• Contoh Business Plan Startup

3 pemikiran pada “Cara Membuat Business Plan dengan Mudah”

mantabs… sy anak teknik jd paham yg bginian. makasiiiih makasiiih makasiiiih jadi smangat buka usaha yg realistis😁

owh jadi itu rumus BEP Penjualan

saya agak kbingungan untuk membuat sebuah business plan. terima kasih mas, tulisannya sangat mencerahkan.

Tinggalkan komentar Batalkan balasan

• Seputar Kerja

Contoh Business Plan Sederhana dan Panduan Membuatnya

April 18, 2024

Mendirikan bisnis tidak bisa secara otodidak tanpa persiapan. Anda harus membuat rencana bisnis atau business plan yang matang supaya usaha dapat dijalankan dengan baik dan tidak menjadi bisnis musiman saja. Jika sekarang Anda sedang mencari contoh business plan , Anda membuka artikel yang tepat.

KitaLulus telah merangkum informasi detail mengenai cara membuat business plan yang bisa Anda gunakan untuk membuat rencana bisnis baru Anda. Cek penjelasan lengkapnya berikut.

Apa Itu Business Plan?

Jika diterjemahkan, business plan adalah rencana bisnis, biasanya berbentuk proposal. Proposal ini berisi rincian hal yang harus disiapkan ketika akan membangun sebuah bisnis, mulai dari latar belakang, visi-misi, penjelasan produk yang ingin dihasilkan, struktur pengelola, dan yang paling penting adalah rencana anggaran.

Business plan adalah dokumen paling wajib ada ketika akan membuat sebuah bisnis. Hal ini dikarenakan tujuan business plan adalah untuk memproyeksikan bisnis ke depannya akan seperti apa. Banyak manfaat business plan untuk seorang pengusaha, salah satunya adalah menggaet investor.

Ya, Anda bisa mendapatkan investor untuk mendanai usaha Anda dengan memperlihatkan proposal business plan . Namun, business plan yang dibuat harus rinci dan tersusun dengan baik. Sebab, hanya pengusaha yang paham bisnislah yang bisa dipercaya oleh investor.

Baca Juga: Bisnis Model Canvas: Cara Memetakan Strategi Bisnis Kekinian

Unsur-unsur Business Plan

Sebelum kita membahas contoh business plan , Anda harus tahu bahwa terdapat 10 unsur yang wajib ada dalam proposal ini. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Latar Belakang Usaha

Latar belakang usaha adalah unsur business plan yang wajib dicantumkan di bagian awal berkas. Hal ini bertujuan supaya investor ataupun orang-orang yang ingin diajak kerja sama menjadi tahu apa yang melandasi Anda ingin membangun bisnis ini.

2. Penjelasan Visi dan Misi

Berbisnis tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis yang baik adalah yang bisa bersaing dengan kompetitor dan bertahan lama. Jenis bisnis ini tentu saja memiliki visi dan misi yang jelas. Terlebih, lima tahun terakhir, sustainable business sedang populer dengan tujuan bermanfaat untuk masyarakat dan alam.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Investor dan calon partner bisnis juga ingin tahu siapa saja yang akan meng- handle bisnis yang akan dibangun. Maka dari itu, dalam business plan harus ada struktur organisasi yang pasti, terutama founder dan CEO yang nantinya menjadi sosok inti dalam menjalankan bisnis.

4. Gambaran Produk yang Dihasilkan

Sebuah bisnis akan selalu memiliki produk untuk dijual atau ditawarkan kepada customer . Bahkan, untuk bisnis berjenis B2B juga memiliki produk yang ditawarkan. Produk ini bisa berupa barang atau jasa.

Penjelasan produk di business plan ini harus lengkap, mulai dari jenis produk, variasi produk, kelebihan dan kekurangan produk dibanding milik kompetitor, hingga cara distribusi produk.

5. Aset Usaha

Sebagaimana dengan produk, sebuah bisnis juga harus memiliki aset usaha. Aset ini bisa berupa mesin, gedung, hingga tanah yang dapat digunakan untuk memajukan usaha.

6. Sumber Modal

Mendirikan bisnis akan memerlukan modal. Anda harus menjelaskan dari mana modal yang Anda gunakan untuk membangun bisnis ini. Bisa berupa tabungan pribadi, pinjaman bank, pinjaman dari seorang kenalan, dan lainnya.

Dari penjelasan tersebut para investor akan tahu bahwa bisnis Anda memiliki fundamen modal yang baik sehingga mereka mau berinvestasi.

7. Proyeksi Finansial

Setelah penjelasan sumber modal ditulis, Anda juga harus menjelaskan tentang rencana anggaran bisnis Anda. Proyeksi ini terkait tentang estimasi pengeluaran rutin yang dilakukan selama bisnis berjalan. Dengan begini, Anda harus memahami tentang finance dengan baik.

8. Strategi Pemasaran

Pada bagian penjelasan produk memang sudah ada bagaimana distribusi produk nantinya dilakukan, tetapi belum menjelaskan secara detail bagaimana Anda memasarkan produk. Nah, di bagian ini Anda harus menjelaskan secara rinci mengenai strategi pemasaran yang ingin digunakan.

9. Potensi Keuntungan

Sebelum mendapatkan ide untuk membangun bisnis, tentu saja Anda sudah melakukan riset terhadap kompetitor tentang potensi penjualan produk yang diincar. Nah, di sini Anda juga harus tahu dengan baik bagaimana potensi keuntungan pada bisnis Anda, tidak hanya saat itu, tetapi juga untuk beberapa tahun ke depan.

10. Rencana Perluasan Bisnis

Bagian ini akan membuktikan bagaimana Anda benar-benar paham dengan bisnis yang akan Anda buka. Dengan begitu, Anda pasti memiliki proyeksi bisnis yang terarah sehingga paham bagaimana masa depan calon bisnis Anda ini dengan menjelaskan rencana perluasan bisnis dengan baik dan pasti.

‍BACA JUGA: Contoh Business Plan Makanan Beserta Tahapannya

Tips Membuat Business Plan

Untuk lebih memahami bagaimana membuat business plan , Anda harus menyimak beberapa tips berikut ini.

• Memahami dengan baik bisnis apa yang akan dibuka.
• Melakukan riset secara menyeluruh tentang produk, variasi pengembangan produk, cara bersaing dengan kompetitor, dan keinginan pasar.
• Mengetahui dengan baik tentang target pasar yang akan dituju sehingga strategi pemasarannya bisa sesuai.
• Memahami dengan baik tentang cara mengatur keuangan dalam bisnis.
• Membuat plotting struktur organisasi dengan baik, disesuaikan antara karakter dan posisi yang ditempati.
• Memahami strategi marketing dengan baik.
• Pahami tentang pengelolaan modal dan proyeksi finansial dengan menyesuaikan keadaan sehingga potensi kerugian bisa diminimalisir.

Baca Juga: Cara Membuat Perencanaan Bisnis, Komponen, dan Contohnya

Contoh Business Plan

Telah dijelaskan tentang unsur-unsur yang harus ada di dalam business plan disertai dengan tips membuatnya. Kini, supaya Anda lebih memahaminya, simak contoh business plan cafe bertema K-Pop berikut.

1. Sampul Proposal

Di bagian ini, akan mencantumkan nama bisnis terdaftar, alamat domisili bisnis, nomor telepon, alamat email, dan logo perusahaan.

2. Latar Belakang

Kafe tidak hanya menjadi sebuah tempat untuk makan atau minum, tetapi sekarang menjadi basecamp dari suatu komunitas. Penggemar K-Pop adalah salah satu komunitas yang sering berkumpul di kafe. Sebagaimana data dari Media Indonesia, Indonesia menjadi negara teratas dengan penggemar K-Pop terbanyak di dunia.

Hallyu Cafe akan berfokus menjadi kafe yang memiliki berbagai menu khas Korea Selatan dan menyediakan tempat yang bisa dijadikan para penggemar K-Pop untuk berkumpul. Dengan begitu, pemasukan akan datang dari dua hal, yaitu penjualan produk dan penyewaan tempat.

Kafe ini juga nantinya akan mengadakan berbagai kegiatan menarik untuk meningkatkan jumlah komunitas yang ada.

3. Struktur Organisasi

Pimpinan Usaha: Nana Viandra

Manajer Operasional: Christian Marko

Manajer Finansial: Raesaka

4. Visi dan Misi Bisnis

Hallyu Cafe diharapkan akan menjadi wadah bagi para remaja untuk memiliki tempat berkumpul yang positif. Diharapkan pendirian kafe ini juga bisa meningkatkan kreativitas para remaja untuk meningkatkan skill agar dapat bersaing dalam bersosial hingga di dunia kerja.

5. Produk Hallyu Cafe

Produk dari Hallyu Cafe akan berupa makanan dan minuman khas Korea Selatan dengan bahan baku halal dengan modifikasi supaya diterima oleh lidah masyarakat Indonesia.

Beberapa produk makanan dan minuman yang akan disediakan adalah: tteokbokki, ramyeon, kimchi, rice bowl , patbingsu, rabokki, teh jagung, teh hijau, hingga jus-jus segar. Produk makanan tidak hanya berupa makanan siap saji, tetapi juga makanan frozen sehingga bisa dikirim ke luar kota untuk memperluas target pasar.

Hallyu Cafe juga akan menyediakan sebagian dari kafe untuk disewakan guna kegiatan penggemar K-Pop, seperti nonton bareng, diskusi, atau belajar berbagai aktivitas lainnya. Bersama komunitas penggemar K-Pop, Hallyu Cafe juga akan mengadakan belajar hangul hingga membuat pernak-pernik K-Pop berbayar.

6. Aset Hallyu Cafe

Hallyu Cafe memiliki perangkat pembuat jus, peralatan memasak berupa 10 kompor portable dan 30 panci untuk memasak ramyeon mandiri yang bisa digunakan customer . Hallyu Cafe juga memiliki proyektor dan laptop untuk disewakan dalam setiap acara yang dilakukan di Hallyu Cafe.

7. Sumber Modal

Modal awal pendirian Hallyu Cafe adalah Rp60 juta yang diambil dari dana pribadi. Kini separuh modal telah dialihkan ke perlengkapan pendirian kafe. Modal sebesar Rp40 juta berasal dari investor.

BACA JUGA: Contoh Business Plan Pakaian Beserta Caranya

8. Proyeksi Pengeluaran Rutin per Bulan

9. Strategi Pemasaran

Strategi marketing Hallyu Cafe akan lebih ke ranah digital di mana banyak komunitas penggemar K-Pop banyak menggunakan media sosial. Selain itu, kerja sama dengan beberapa komunitas penggemar K-Pop sesuai fandom akan digencarkan dengan memberikan potongan harga penyewaan tempat dan pembelian produk.

10. Proyeksi Keuntungan

Disesuaikan dengan harga produk makanan dan minuman, yaitu antara Rp15.000 hingga Rp45.000, kami menarget akan terjual 50–120 cup minuman serta 70–150 makanan per bulan. Serta penyewaan tempat untuk berbagai kegiatan kami menarget akan ada 2-3 kegiatan yang diadakan di Hallyu Cafe per bulan.

Perhitungan laba bersih adalah dengan mengurangi laba kotor dengan pengeluaran rutin.

Laba bersih = Laba kotor – Beban pengeluaran rutin bulanan

Laba bersih = Rp45.000.000 – Rp25.250.000 = Rp19.750.000

11. Rencana Pengembangan Bisnis

Untuk jangka pendek, Hallyu Cafe menarget penjualan produk makanan dan minuman di setiap bulannya harus mencapai minimal 200 pcs untuk setiap produknya.

Untuk jangka panjang, Hallyu Cafe berencana akan melakukan ekspansi bisnis dengan membuka cabang kafe, baik di kota yang sama hingga ke luar kota.

Baca Juga: Contoh Etika Bisnis, Tujuan, dan Penerapannya di Perusahaan

Itulah contoh business plan cafe sederhana yang bisa Anda jadikan referensi. Business plan adalah akar dari pembangunan dan pengembangan bisnis sehingga nantinya bisa sukses.

Nah, untuk Anda yang saat ini sedang menjalankan bisnis dan membutuhkan karyawan untuk membantu mengembangkan bisnis Anda, pastikan untuk melakukan rekrutmen dengan strategis. Rekrutmen yang baik harus tahu di mana saja Anda menyebarkan informasi lowongan kerja sehingga Anda mendapatkan kandidat yang berkualitas.

Ada banyak job portal yang bisa Anda tuju untuk mencari karyawan terbaik, salah satunya KitaLulus. Di KitaLulus, Anda tinggal pasang iklan lowongan kerja dan dalam beberapa hari lowongan Anda akan ramai oleh pelamar.

KitaLulus memiliki lebih dari 3 juta pengguna aktif. Penyesuaian kualifikasi juga KitaLulus lakukan sehingga pengguna bisa melamar kerja sesuai dengan kemampuannya. Jadi, Anda akan mendapatkan kandidat yang sesuai kualifikasi dari loker yang Anda buka. Dengan begitu, proses rekrutmen pun menjadi lebih efektif dan efisien.

Lihat ribuan lowongan kerja dan berkomunikas secara langsung dengan HRD atau pemilik usaha

Download Aplikasi KitaLulus sekarang!

‍#MulaiSekarang demi masa depan yang lebih baik!

• Graphic Design

Advertising

Social media.

• Market Intelligence
• infiniLEADS
• Seo Framework
• Website Framework
• Ads Framework
• Content Framework

Home » Business and Marketing » Market Share Adalah: Fungsi, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Market Share Adalah: Fungsi, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Agnes nagari.

• Maret 18, 2023
• Business and Marketing

Market share adalah salah satu indikator penting yang harus Anda pahami sebagai pebisnis. Pemahaman yang menyeluruh tentang pangsa pasar akan banyak membantu Anda menjalankan bisnis dengan lebih baik. Setidaknya Anda jadi bisa melakukan berbagai evaluasi yang dapat memengaruhi penjualan produk yang ditawarkan.

Sangat krusial, bukan? Itu sebabnya Anda harus benar-benar memahami apa itu market share dan bagaimana cara menggunakannya untuk kepentingan bisnis. Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih jauh, langsung saja baca informasinya di bawah ini. 

Apa Itu Market Share?

Market share adalah ukuran persentase pangsa pasar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau merek tertentu dalam suatu industri. Hal ini mengacu pada seberapa besar perusahaan tersebut memengaruhi pasar dibandingkan kompetitornya dalam industri yang sama. 

Market share sering kali digunakan sebagai indikator kinerja dan tingkat kompetitif sebuah perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan sebuah keputusan tepat. Market share sangat penting bagi perusahaan karena menentukan seberapa sukses mereka dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 

Jika perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar maka hal ini dapat dijadikan pertanda bahwa mereka lebih sukses dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan kompetitor. Selain itu market share juga dapat memengaruhi harga dan margin keuntungan perusahaan. 

Makin besar pangsa pasar perusahaan maka makin besar pula kemungkinan mereka untuk menetapkan harga yang lebih tinggi. Jadi pada akhirnya perusahaan tersebut bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Namun perlu diketahui bahwa market share tidak selalu menjamin kesuksesan perusahaan. Bahkan perusahaan dengan pangsa pasar yang besar dapat menghadapi masalah jika mereka tidak mempertahankan kualitas produk, layanan pelanggan, dan inovasi. 

Hal ini dapat menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan pangsa pasar dan keuntungan yang lebih rendah. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk tidak hanya fokus pada mempertahankan pangsa pasar, tetapi juga terus meningkatkan kualitas produk, inovasi, dan layanan kepada pelanggan mereka.

Baca Juga : Brand Value Adalah : Definisi, dan Manfaatnya Bagi Produk Anda

3 Tujuan Market Share 

Keberadaan market share bukanlah segalanya dalam bisnis. Namun tidak bisa dimungkiri bahwa market share memegang peranan penting dalam operasional bisnis sehari-hari. Di dalam peranannya, market share memiliki tujuan dalam bisnis. Tujuan dari market share adalah berikut ini. 

1. Menilai Performa Perusahaan

Tujuan pertama dari market share ialah untuk menilai performa perusahaan dalam suatu industri. Market share memberikan gambaran tentang seberapa besar pengaruh perusahaan di pasar dibandingkan dengan kompetitornya dalam industri yang sama. 

Melalui pemahaman tentang market share perusahaan maka manajemen dapat mengevaluasi kinerja dan mengukur keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam jangka panjang, tujuan ini juga membantu perusahaan untuk mengembangkan rencana bisnis secara lebih efektif dan memperkuat posisi mereka di pasar.

2. Mengevaluasi Permintaan Pasar

Keberadaan market share juga dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi permintaan pasar. Data market share yang akurat akan membantu manajemen dalam mengetahui seberapa besar permintaan pasar terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. 

Evaluasi juga bisa dilakukan dengan cara membuat perbandingan market share perusahaan Anda dengan kompetitor. Hasil perbandingan tersebut akan memberikan penjelasan seberapa ketat persaingan di pasar sekaligus menemukan potensi pertumbuhan bisnis pada masa mendatang. 

Nantinya perusahaan bisa langsung mengambil keputusan terkait evaluasi yang berhasil ditemukan. Apakah perusahaan harus mengembangkan produk baru atau meluaskan sayapnya dengan membuka cabang baru.

3. Memudahkan Pengambilan Keputusan yang Tepat Sasaran

Pemahaman tentang market share yang dimiliki perusahaan juga dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Jika terlihat bahwa market share perusahaan mulai menurun maka manajemen dapat memperbaiki strategi pemasaran yang ada. 

Tidak hanya dalam pengambilan keputusan soal strategi pemasaran, market share bisa digunakan untuk menentukan target pasar yang akan dituju. Bisa dibilang market share menjadi suatu kesempatan besar bagi perusahaan untuk kembali memikirkan ulang apakah produk yang dibuat sudah tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan pelanggan atau belum. 

Hal ini dilakukan agar perusahaan benar-benar bisa tetap berdiri serta mempertahankan posisinya dalam persaingan yang ketat. 

Baca Juga : Apa Itu Brand Awareness? Bagaimana Cara Meningkatkannya?

3 Fungsi Market Share 

Market share memiliki beberapa fungsi yang penting bagi perusahaan. Penasaran apa saja? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini. 

1. Menilai Daya Saing Perusahaan

Seperti yang sudah disebutkan di awal, market share merupakan indikator yang bisa menilai daya saing suatu perusahaan di pasar. Penilaian ini sangat penting agar perusahaan bisa melangkah mengambil keputusan sesuai situasi yang ada. 

Jika Anda terus memperhatikannya dengan saksama maka kemungkinan akan ada banyak risiko yang bisa diminimalkan. Pengembangan strategi untuk pemasaran dan produksi pun bisa ikut berubah ke arah yang lebih baik. 

2. Membantu Perusahaan Mengembangkan Rencana Bisnis

Market share juga berfungsi membantu perusahaan untuk mengembangkan rencana bisnis dengan lebih efektif. Pertama-tama, evaluasi sangat diperlukan agar perusahaan tahu di mana posisi mereka berada. 

Setelah itu barulah perusahaan dapat bergerak merencanakan bisnis yang lebih baik. Jika strategi yang sudah digunakan belum efektif maka perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih baik dengan mengubah berbagai metode untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 

3. Mengukur Keberhasilan Strategi Pemasaran

Terakhir, market share dapat digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan strategi pemasaran perusahaan yang sudah dijalankan. Jika market share perusahaan meningkat maka hal ini akan berjalan lurus dengan peningkatan jumlah penjualan produk mereka. Sebaliknya saat market share perusahaan menurun, hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran perlu diperbaiki. 

3 Jenis Market Share

Market share dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada cara pengukurannya dan pasar yang dituju. Setidaknya ada 3 jenis market share yang umum digunakan. Berikut masing-masing penjelasannya. 

1. Absolute Market Share

Absolute market share digunakan untuk mengukur pangsa pasar suatu perusahaan secara mutlak dalam bentuk persentase. Jenis pangsa pasar ini berusaha mengukur volume penjualan perusahaan dibandingkan dengan total penjualan di pasar secara keseluruhan. 

Andaikan suatu perusahaan memiliki penjualan sebesar Rp100 juta dalam satu tahun dan pasar secara keseluruhan memiliki penjualan sebesar Rp1 miliar. Itu berarti market share perusahaan tersebut berada di angka 10%.

2. Relative Market Share

Relative market share merupakan indikator yang mengukur pangsa pasar suatu perusahaan dalam hubungannya dengan kompetitor terdekatnya. Anda akan mendapatkan hasil perhitungan setelah absolute market share suatu perusahaan dengan absolute market share kompetitor terbesarnya. 

Asumsikan kalau perusahaan A memiliki absolute market share sebesar 10%, dan perusahaan B memiliki absolute market share sebesar 20%. Saat keduanya dibagi maka relative market share perusahaan A hanyalah 0,5 atau 50%.

3. Served Market Share

Served market share bisa digunakan untuk mengukur pangsa pasar suatu perusahaan dalam pasar yang telah mereka layani. Dalam hal ini, market share perusahaan diukur berdasarkan jumlah pelanggan atau konsumen yang telah dilayani, bukan dari total pasar yang tersedia. 

Anggaplah suatu perusahaan hanya melayani 30% dari pasar yang tersedia, tetapi memiliki pangsa pasar 50% dari pelanggan yang telah dilayani. Itu berarti served market share perusahaan adalah 50%.

Baca Juga : Procurement: Definisi, Komponen, Proses, dan Jenisnya

2 Cara Menghitung Market Share?

Selain perhitungan sederhana yang sudah dijelaskan di atas, Anda bisa menggunakan 2 cara lainnya untuk menghitung share market, yakni menggunakan penjualan dan jumlah unit terjual. Coba ikuti penjelasannya agar Anda bisa menghitung sendiri pada masa depan.

1. Menghitung Market Share dengan Menggunakan Penjualan

Menghitung market share dengan penjualan tidak sulit dilakukan. Anda hanya perlu mencari tahu jumlah penjualan perusahaan dan total penjualan seluruh kompetitor di pasar yang sama. Jangan lupa tentukan juga periode waktunya, apakah itu sebulan atau tiga bulan. 

Penampakan rumus perhitungannya ialah sebagai berikut: 

Market share = (Penjualan Perusahaan / Total Penjualan Seluruh Kompetitor) x 100%

Sebagai contoh, coba asumsikan perusahaan X memiliki jumlah penjualan sebesar Rp 10 miliar dalam satu tahun. Kemudian total penjualan seluruh kompetitor di pasar yang sama ialah Rp 100 miliar dalam satu tahun. Mari coba masukkan data-data tersebut ke dalam rumus sebagai berikut: 

= (Rp10 miliar / 100 miliar) x 100% 

2. Menghitung Market Share dengan Menggunakan Jumlah Unit Terjual

Selanjutnya Anda bisa menghitung market share dengan menggunakan jumlah unit terjual. Untuk menghitungnya, ketahui dahulu berapa jumlah produk Anda dan kompetitor keseluruhan yang telah terjual. Lalu hitung dengan rumus berikut:

Market share = (Jumlah Unit Produk Terjual Perusahaan / Total Jumlah Unit Produk Terjual Seluruh kompetitor) x 100%

Apabila perusahaan X menjual 10.000 unit produk dalam satu tahun dan total penjualan seluruh kompetitor di pasar yang sama adalah 100.000 unit produk dalam satu tahun. Itu berarti perusahaan X akan memiliki market share sebesar: 

= (10.000 / 100.000) x 100% 

Dalam melakukan perhitungan dengan dua cara di atas, penting untuk memastikan bahwa data yang Anda punya memiliki periode waktu yang sama. Pasalnya kejadian politik, ekonomi, dan sosial yang terjadi dalam waktu berbeda juga akan memberikan pengaruh yang signifikan.

Penggunaan market share sebagai indikator penilaian maupun pengambilan keputusan menjadikan perusahaan Anda bisa mengatasi berbagai risiko dengan baik. Namun jangan terlalu terpaku karena market share adalah indikator saja, bukan penentu utama perkembangan bisnis Anda. 

Untuk mengembangkan bisnis Anda ke arah yang lebih baik, tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan strategi digital marketing dari ToffeeDev. Tentunya strategi digital marketing yang baik akan membantu Anda mendapatkan jumlah pasar yang lebih besar dari sebelumnya. 

ToffeeDev sebagai digital marketing agency terkemuka sudah pasti akan membantu Anda menemukan solusi terbaik sehingga bisnis dapat bertumbuh lebih cepat. Jasa digital marketing apa yang bisnis Anda butuhkan?  Kalau Anda belum yakin dengan masalah pada strategi pemasaran digital yang dilakukan maka sekarang waktu yang tepat untuk menggunakan jasa ToffeeDev. Langsung saja hubungi tim ToffeeDev sekarang untuk menemukan jawaban yang Anda butuhkan!

Share this post :

Related Post

18 April 2024

Pelajari 10 Strategi Promosi Somethinc untuk Kesuksesan di Industri Kecantikan

5 Strategi Promosi Starbucks untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

10 Strategi Promosi Pupuk agar Dapat Kalahkan Pesaing

10 Strategi Promosi Jasa Pendidikan yang Efektif

Newest post.

[email protected]

+62 82133606010

Business Park Blok E2-3 , Jl.Raya Meruya Ilir No. 88, Jakarta Barat

Our Services

• Digital Marketing
• SEO Community
• Terms & Conditions
• Privacy Policy

Team kami diperlengkapi dengan:

Copyright © 2012 – 2024 | toffeedev.com

24 of My Favorite Sample Business Plans & Examples For Your Inspiration

Published: February 06, 2024

I believe that reading sample business plans is essential when writing your own.

hbspt.cta._relativeUrls=true;hbspt.cta.load(53, 'e9d2eacb-6b01-423a-bf7a-19d42ba77eaa', {"useNewLoader":"true","region":"na1"});

As you explore business plan examples from real companies and brands, it’s easier for you to learn how to write a good one.

But what does a good business plan look like? And how do you write one that’s both viable and convincing. I’ll walk you through the ideal business plan format along with some examples to help you get started.

Table of Contents

Business Plan Format

Business plan types, sample business plan templates, top business plan examples.

Ask any successful sports coach how they win so many games, and they’ll tell you they have a unique plan for every single game. To me, the same logic applies to business.

If you want to build a thriving company that can pull ahead of the competition, you need to prepare for battle before breaking into a market.

Business plans guide you along the rocky journey of growing a company. And if your business plan is compelling enough, it can also convince investors to give you funding.

With so much at stake, I’m sure you’re wondering where to begin.

Free Business Plan Template

The essential document for starting a business -- custom built for your needs.

• Outline your idea.
• Pitch to investors.
• Secure funding.
• Get to work!

You're all set!

Click this link to access this resource at any time.

Fill out the form to get your free template.

First, you’ll want to nail down your formatting. Most business plans include the following sections.

1. Executive Summary

I’d say the executive summary is the most important section of the entire business plan. 

Why? Essentially, it's the overview or introduction, written in a way to grab readers' attention and guide them through the rest of the business plan. This is important, because a business plan can be dozens or hundreds of pages long.

There are two main elements I’d recommend including in your executive summary:

Company Description

This is the perfect space to highlight your company’s mission statement and goals, a brief overview of your history and leadership, and your top accomplishments as a business.

Tell potential investors who you are and why what you do matters. Naturally, they’re going to want to know who they’re getting into business with up front, and this is a great opportunity to showcase your impact.

Need some extra help firming up those business goals? Check out HubSpot Academy’s free course to help you set goals that matter — I’d highly recommend it

Products and Services

To piggyback off of the company description, be sure to incorporate an overview of your offerings. This doesn’t have to be extensive — just another chance to introduce your industry and overall purpose as a business.

In addition to the items above, I recommend including some information about your financial projections and competitive advantage here too.:

Keep in mind you'll cover many of these topics in more detail later on in the business plan. So, keep the executive summary clear and brief, and only include the most important takeaways.

Executive Summary Business Plan Examples

This example was created with HubSpot’s business plan template:

This executive summary is so good to me because it tells potential investors a short story while still covering all of the most important details.

Image Source

Tips for Writing Your Executive Summary

• Start with a strong introduction of your company, showcase your mission and impact, and outline the products and services you provide.
• Clearly define a problem, and explain how your product solves that problem, and show why the market needs your business.
• Be sure to highlight your value proposition, market opportunity, and growth potential.
• Keep it concise and support ideas with data.
• Customize your summary to your audience. For example, emphasize finances and return on investment for venture capitalists.

Check out our tips for writing an effective executive summary for more guidance.

2. Market Opportunity

This is where you'll detail the opportunity in the market.

The main question I’d ask myself here is this: Where is the gap in the current industry, and how will my product fill that gap?

More specifically, here’s what I’d include in this section:

• The size of the market
• Current or potential market share
• Trends in the industry and consumer behavior
• Where the gap is
• What caused the gap
• How you intend to fill it

To get a thorough understanding of the market opportunity, you'll want to conduct a TAM, SAM, and SOM analysis and perform market research on your industry.

You may also benefit from creating a SWOT analysis to get some of the insights for this section.

Market Opportunity Business Plan Example

I like this example because it uses critical data to underline the size of the potential market and what part of that market this service hopes to capture.

Tips for Writing Your Market Opportunity Section

• Focus on demand and potential for growth.
• Use market research, surveys, and industry trend data to support your market forecast and projections.
• Add a review of regulation shifts, tech advances, and consumer behavior changes.
• Refer to reliable sources.
• Showcase how your business can make the most of this opportunity.

3. Competitive Landscape

Since we’re already speaking of market share, you'll also need to create a section that shares details on who the top competitors are.

After all, your customers likely have more than one brand to choose from, and you'll want to understand exactly why they might choose one over another.

My favorite part of performing a competitive analysis is that it can help you uncover:

• Industry trends that other brands may not be utilizing
• Strengths in your competition that may be obstacles to handle
• Weaknesses in your competition that may help you develop selling points
• The unique proposition you bring to the market that may resonate with customers

Competitive Landscape Business Plan Example

I like how the competitive landscape section of this business plan below shows a clear outline of who the top competitors are.

It also highlights specific industry knowledge and the importance of location, which shows useful experience in this specific industry. 

This can help build trust in your ability to execute your business plan.

Tips for Writing Your Competitive Landscape

• Complete in-depth research, then emphasize your most important findings.
• Compare your unique selling proposition (USP) to your direct and indirect competitors.
• Show a clear and realistic plan for product and brand differentiation.
• Look for specific advantages and barriers in the competitive landscape. Then, highlight how that information could impact your business.
• Outline growth opportunities from a competitive perspective.
• Add customer feedback and insights to support your competitive analysis.

4. Target Audience

Use this section to describe who your customer segments are in detail. What is the demographic and psychographic information of your audience?

If your immediate answer is "everyone," you'll need to dig deeper. Here are some questions I’d ask myself here:

• What demographics will most likely need/buy your product or service?
• What are the psychographics of this audience? (Desires, triggering events, etc.)
• Why are your offerings valuable to them?

I’d also recommend building a buyer persona to get in the mindset of your ideal customers and be clear on why you're targeting them.

Target Audience Business Plan Example

I like the example below because it uses in-depth research to draw conclusions about audience priorities. It also analyzes how to create the right content for this audience.

Tips for Writing Your Target Audience Section

• Include details on the size and growth potential of your target audience.
• Figure out and refine the pain points for your target audience , then show why your product is a useful solution.
• Describe your targeted customer acquisition strategy in detail.
• Share anticipated challenges your business may face in acquiring customers and how you plan to address them.
• Add case studies, testimonials, and other data to support your target audience ideas.
• Remember to consider niche audiences and segments of your target audience in your business plan.

5. Marketing Strategy

Here, you'll discuss how you'll acquire new customers with your marketing strategy. I’d suggest including information:

• Your brand positioning vision and how you'll cultivate it
• The goal targets you aim to achieve
• The metrics you'll use to measure success
• The channels and distribution tactics you'll use

I think it’s helpful to have a marketing plan built out in advance to make this part of your business plan easier.

Marketing Strategy Business Plan Example

This business plan example includes the marketing strategy for the town of Gawler.

In my opinion, it really works because it offers a comprehensive picture of how they plan to use digital marketing to promote the community.

Tips for Writing Your Marketing Strategy

• Include a section about how you believe your brand vision will appeal to customers.
• Add the budget and resources you'll need to put your plan in place.
• Outline strategies for specific marketing segments.
• Connect strategies to earlier sections like target audience and competitive analysis.
• Review how your marketing strategy will scale with the growth of your business.
• Cover a range of channels and tactics to highlight your ability to adapt your plan in the face of change.

6. Key Features and Benefits

At some point in your business plan, you'll need to review the key features and benefits of your products and/or services.

Laying these out can give readers an idea of how you're positioning yourself in the market and the messaging you're likely to use. It can even help them gain better insight into your business model.

Key Features and Benefits Business Plan Example

In my opinion, the example below does a great job outlining products and services for this business, along with why these qualities will attract the audience.

Tips for Writing Your Key Features and Benefits

• Emphasize why and how your product or service offers value to customers.
• Use metrics and testimonials to support the ideas in this section.
• Talk about how your products and services have the potential to scale.
• Think about including a product roadmap.
• Focus on customer needs, and how the features and benefits you are sharing meet those needs.
• Offer proof of concept for your ideas, like case studies or pilot program feedback.
• Proofread this section carefully, and remove any jargon or complex language.

7. Pricing and Revenue

This is where you'll discuss your cost structure and various revenue streams. Your pricing strategy must be solid enough to turn a profit while staying competitive in the industry. 

For this reason, here’s what I’d might outline in this section:

• The specific pricing breakdowns per product or service
• Why your pricing is higher or lower than your competition's
• (If higher) Why customers would be willing to pay more
• (If lower) How you're able to offer your products or services at a lower cost
• When you expect to break even, what margins do you expect, etc?

Pricing and Revenue Business Plan Example

I like how this business plan example begins with an overview of the business revenue model, then shows proposed pricing for key products.

Tips for Writing Your Pricing and Revenue Section

• Get specific about your pricing strategy. Specifically, how you connect that strategy to customer needs and product value.
• If you are asking a premium price, share unique features or innovations that justify that price point.
• Show how you plan to communicate pricing to customers.
• Create an overview of every revenue stream for your business and how each stream adds to your business model as a whole.
• Share plans to develop new revenue streams in the future.
• Show how and whether pricing will vary by customer segment and how pricing aligns with marketing strategies.
• Restate your value proposition and explain how it aligns with your revenue model.

8. Financials

To me, this section is particularly informative for investors and leadership teams to figure out funding strategies, investment opportunities, and more.

 According to Forbes , you'll want to include three main things:

• Profit/Loss Statement - This answers the question of whether your business is currently profitable.
• Cash Flow Statement - This details exactly how much cash is incoming and outgoing to give insight into how much cash a business has on hand.
• Balance Sheet - This outlines assets, liabilities, and equity, which gives insight into how much a business is worth.

While some business plans might include more or less information, these are the key details I’d include in this section.

Financials Business Plan Example

This balance sheet is a great example of level of detail you’ll need to include in the financials section of your business plan.

Tips for Writing Your Financials Section

• Growth potential is important in this section too. Using your data, create a forecast of financial performance in the next three to five years.
• Include any data that supports your projections to assure investors of the credibility of your proposal.
• Add a break-even analysis to show that your business plan is financially practical. This information can also help you pivot quickly as your business grows.
• Consider adding a section that reviews potential risks and how sensitive your plan is to changes in the market.
• Triple-check all financial information in your plan for accuracy.
• Show how any proposed funding needs align with your plans for growth.

As you create your business plan, keep in mind that each of these sections will be formatted differently. Some may be in paragraph format, while others could be charts or graphs.

The formats above apply to most types of business plans. That said, the format and structure of your plan will vary by your goals for that plan. 

So, I’ve added a quick review of different business plan types. For a more detailed overview, check out this post .

1. Startups

Startup business plans are for proposing new business ideas.

If you’re planning to start a small business, preparing a business plan is crucial. The plan should include all the major factors of your business.

You can check out this guide for more detailed business plan inspiration .

2. Feasibility Studies

Feasibility business plans focus on that business's product or service. Feasibility plans are sometimes added to startup business plans. They can also be a new business plan for an already thriving organization.

3. Internal Use

You can use internal business plans to share goals, strategies, or performance updates with stakeholders. In my opinion, internal business plans are useful for alignment and building support for ambitious goals.

4. Strategic Initiatives

Another business plan that's often for sharing internally is a strategic business plan. This plan covers long-term business objectives that might not have been included in the startup business plan.

5. Business Acquisition or Repositioning

When a business is moving forward with an acquisition or repositioning, it may need extra structure and support. These types of business plans expand on a company's acquisition or repositioning strategy.

Growth sometimes just happens as a business continues operations. But more often, a business needs to create a structure with specific targets to meet set goals for expansion. This business plan type can help a business focus on short-term growth goals and align resources with those goals.

Now that you know what's included and how to format a business plan, let's review some of my favorite templates.

1. HubSpot's One-Page Business Plan

Download a free, editable one-page business plan template..

The business plan linked above was created here at HubSpot and is perfect for businesses of any size — no matter how many strategies we still have to develop.

Fields such as Company Description, Required Funding, and Implementation Timeline give this one-page business plan a framework for how to build your brand and what tasks to keep track of as you grow.

Then, as the business matures, you can expand on your original business plan with a new iteration of the above document.

Why I Like It

This one-page business plan is a fantastic choice for the new business owner who doesn’t have the time or resources to draft a full-blown business plan. It includes all the essential sections in an accessible, bullet-point-friendly format. That way, you can get the broad strokes down before honing in on the details.

2. HubSpot's Downloadable Business Plan Template

We also created a business plan template for entrepreneurs.

The template is designed as a guide and checklist for starting your own business. You’ll learn what to include in each section of your business plan and how to do it.

There’s also a list for you to check off when you finish each section of your business plan.

Strong game plans help coaches win games and help businesses rocket to the top of their industries. So if you dedicate the time and effort required to write a workable and convincing business plan, you’ll boost your chances of success and even dominance in your market.

This business plan kit is essential for the budding entrepreneur who needs a more extensive document to share with investors and other stakeholders.

It not only includes sections for your executive summary, product line, market analysis, marketing plan, and sales plan, but it also offers hands-on guidance for filling out those sections.

3. LiveFlow’s Financial Planning Template with built-in automation

This free template from LiveFlow aims to make it easy for businesses to create a financial plan and track their progress on a monthly basis.

The P&L Budget versus Actual format allows users to track their revenue, cost of sales, operating expenses, operating profit margin, net profit, and more.

The summary dashboard aggregates all of the data put into the financial plan sheet and will automatically update when changes are made.

Instead of wasting hours manually importing your data to your spreadsheet, LiveFlow can also help you to automatically connect your accounting and banking data directly to your spreadsheet, so your numbers are always up-to-date.

With the dashboard, you can view your runway, cash balance, burn rate, gross margins, and other metrics. Having a simple way to track everything in one place will make it easier to complete the financials section of your business plan.

This is a fantastic template to track performance and alignment internally and to create a dependable process for documenting financial information across the business. It’s highly versatile and beginner-friendly.

It’s especially useful if you don’t have an accountant on the team. (I always recommend you do, but for new businesses, having one might not be possible.)

4. ThoughtCo’s Sample Business Plan

One of the more financially oriented sample business plans in this list, BPlan’s free business plan template dedicates many of its pages to your business’s financial plan and financial statements.

After filling this business plan out, your company will truly understand its financial health and the steps you need to take to maintain or improve it.

I absolutely love this business plan template because of its ease-of-use and hands-on instructions (in addition to its finance-centric components). If you feel overwhelmed by the thought of writing an entire business plan, consider using this template to help you with the process.

6. Harvard Business Review’s "How to Write a Winning Business Plan"

Most sample business plans teach you what to include in your business plan, but this Harvard Business Review article will take your business plan to the next level — it teaches you the why and how behind writing a business plan.

With the guidance of Stanley Rich and Richard Gumpert, co-authors of " Business Plans That Win: Lessons From the MIT Enterprise Forum ", you'll learn how to write a convincing business plan that emphasizes the market demand for your product or service.

You’ll also learn the financial benefits investors can reap from putting money into your venture rather than trying to sell them on how great your product or service is.

This business plan guide focuses less on the individual parts of a business plan, and more on the overarching goal of writing one. For that reason, it’s one of my favorites to supplement any template you choose to use. Harvard Business Review’s guide is instrumental for both new and seasoned business owners.

7. HubSpot’s Complete Guide to Starting a Business

If you’re an entrepreneur, you know writing a business plan is one of the most challenging first steps to starting a business.

Fortunately, with HubSpot's comprehensive guide to starting a business, you'll learn how to map out all the details by understanding what to include in your business plan and why it’s important to include them. The guide also fleshes out an entire sample business plan for you.

If you need further guidance on starting a business, HubSpot's guide can teach you how to make your business legal, choose and register your business name, and fund your business. It will also give small business tax information and includes marketing, sales, and service tips.

This comprehensive guide will walk you through the process of starting a business, in addition to writing your business plan, with a high level of exactitude and detail. So if you’re in the midst of starting your business, this is an excellent guide for you.

It also offers other resources you might need, such as market analysis templates.

8. Panda Doc’s Free Business Plan Template

PandaDoc’s free business plan template is one of the more detailed and fleshed-out sample business plans on this list. It describes what you should include in each section, so you don't have to come up with everything from scratch.

Once you fill it out, you’ll fully understand your business’ nitty-gritty details and how all of its moving parts should work together to contribute to its success.

This template has two things I love: comprehensiveness and in-depth instructions. Plus, it’s synced with PandaDoc’s e-signature software so that you and other stakeholders can sign it with ease. For that reason, I especially love it for those starting a business with a partner or with a board of directors.

9. Small Business Administration Free Business Plan Template

The Small Business Administration (SBA) offers several free business plan templates that can be used to inspire your own plan.

Before you get started, you can decide what type of business plan you need — a traditional or lean start-up plan.

Then, you can review the format for both of those plans and view examples of what they might look like.

We love both of the SBA’s templates because of their versatility. You can choose between two options and use the existing content in the templates to flesh out your own plan. Plus, if needed, you can get a free business counselor to help you along the way.

I’ve compiled some completed business plan samples to help you get an idea of how to customize a plan for your business.

I chose different types of business plan ideas to expand your imagination. Some are extensive, while others are fairly simple.

Let’s take a look.

1. LiveFlow

One of the major business expenses is marketing. How you handle your marketing reflects your company’s revenue.

I included this business plan to show you how you can ensure your marketing team is aligned with your overall business plan to get results. The plan also shows you how to track even the smallest metrics of your campaigns, like ROI and payback periods instead of just focusing on big metrics like gross and revenue.

Fintech startup, LiveFlow, allows users to sync real-time data from its accounting services, payment platforms, and banks into custom reports. This eliminates the task of pulling reports together manually, saving teams time and helping automate workflows.

"Using this framework over a traditional marketing plan will help you set a profitable marketing strategy taking things like CAC, LTV, Payback period, and P&L into consideration," explains LiveFlow co-founder, Lasse Kalkar .

When it came to including marketing strategy in its business plan, LiveFlow created a separate marketing profit and loss statement (P&L) to track how well the company was doing with its marketing initiatives.

This is a great approach, allowing businesses to focus on where their marketing dollars are making the most impact. Having this information handy will enable you to build out your business plan’s marketing section with confidence. LiveFlow has shared the template here . You can test it for yourself.

2. Lula Body

Sometimes all you need is a solid mission statement and core values to guide you on how to go about everything. You do this by creating a business plan revolving around how to fulfill your statement best.

For example, Patagonia is an eco-friendly company, so their plan discusses how to make the best environmentally friendly products without causing harm.

A good mission statement  should not only resonate with consumers but should also serve as a core value compass for employees as well.

Patagonia has one of the most compelling mission statements I’ve seen:

"Together, let’s prioritise purpose over profit and protect this wondrous planet, our only home."

It reels you in from the start, and the environmentally friendly theme continues throughout the rest of the statement.

This mission goes on to explain that they are out to "Build the best product, cause no unnecessary harm, and use business to protect nature."

Their mission statement is compelling and detailed, with each section outlining how they will accomplish their goal.

4. Vesta Home Automation

This executive summary for a smart home device startup is part of a business plan created by students at Mount Royal University .

While it lacks some of the sleek visuals of the templates above, its executive summary does a great job of demonstrating how invested they are in the business.

Right away, they mention they’ve invested $200,000 into the company already, which shows investors they have skin in the game and aren’t just looking for someone else to foot the bill.

This is the kind of business plan you need when applying for business funds. It clearly illustrates the expected future of the company and how the business has been coming along over the years.

5. NALB Creative Center

This fictional business plan for an art supply store includes everything one might need in a business plan: an executive summary, a company summary, a list of services, a market analysis summary, and more.

One of its most notable sections is its market analysis summary, which includes an overview of the population growth in the business’ target geographical area, as well as a breakdown of the types of potential customers they expect to welcome at the store. 

This sort of granular insight is essential for understanding and communicating your business’s growth potential. Plus, it lays a strong foundation for creating relevant and useful buyer personas .

It’s essential to keep this information up-to-date as your market and target buyer changes. For that reason, you should carry out market research as often as possible to ensure that you’re targeting the correct audience and sharing accurate information with your investors.

Due to its comprehensiveness, it’s an excellent example to follow if you’re opening a brick-and-mortar store and need to get external funding to start your business .

6. Curriculum Companion Suites (CSS)

If you’re looking for a SaaS business plan example, look no further than this business plan for a fictional educational software company called Curriculum Companion Suites. 

Like the business plan for the NALB Creative Center, it includes plenty of information for prospective investors and other key stakeholders in the business.

One of the most notable features of this business plan is the executive summary, which includes an overview of the product, market, and mission.

The first two are essential for software companies because the product offering is so often at the forefront of the company’s strategy. Without that information being immediately available to investors and executives, then you risk writing an unfocused business plan.

It’s essential to front-load your company’s mission if it explains your "Why?" and this example does just that. In other words, why do you do what you do, and why should stakeholders care? This is an important section to include if you feel that your mission will drive interest in the business and its offerings.

7. Culina Sample Business Plan

Culina's sample business plan is an excellent example of how to lay out your business plan so that it flows naturally, engages readers, and provides the critical information investors and stakeholders need. 

You can use this template as a guide while you're gathering important information for your own business plan. You'll have a better understanding of the data and research you need to do since Culina’s plan outlines these details so flawlessly for inspiration.

8. Plum Sample Business Plan

Don't forget to share this post!

Related articles.

How to Write a Powerful Executive Summary [+4 Top Examples]

What is a Business Plan? Definition, Tips, and Templates

Maximizing Your Social Media Strategy: The Top Aggregator Tools to Use

The Content Aggregator Guide for 2023

7 Gantt Chart Examples You'll Want to Copy [+ 5 Steps to Make One]

The 8 Best Free Flowchart Templates [+ Examples]

16 Best Screen Recorders to Use for Collaboration

The 25 Best Google Chrome Extensions for SEO

Professional Invoice Design: 28 Samples & Templates to Inspire You

Customers’ Top HubSpot Integrations to Streamline Your Business in 2022

2 Essential Templates For Starting Your Business

Marketing software that helps you drive revenue, save time and resources, and measure and optimize your investments — all on one easy-to-use platform

550+ Business Plan Examples to Launch Your Business

Need help writing your business plan? Explore over 550 industry-specific business plan examples for inspiration.

Find your business plan example

Accounting, Insurance & Compliance Business Plans

• View All 25

Children & Pets Business Plans

• Children's Education & Recreation
• View All 33

Cleaning, Repairs & Maintenance Business Plans

• Auto Detail & Repair
• Cleaning Products
• View All 39

Clothing & Fashion Brand Business Plans

• Clothing & Fashion Design
• View All 26

Construction, Architecture & Engineering Business Plans

• Architecture
• Construction
• View All 46

Consulting, Advertising & Marketing Business Plans

• Advertising
• View All 54

Education Business Plans

• Education Consulting
• Education Products

Business plan template: There's an easier way to get your business plan done.

Entertainment & Recreation Business Plans

• Entertainment
• Film & Television
• View All 60

Events Business Plans

• Event Planning
• View All 17

Farm & Agriculture Business Plans

• Agri-tourism
• Agriculture Consulting
• View All 16

Finance & Investing Business Plans

• Financial Planning
• View All 10

Fine Art & Crafts Business Plans

Fitness & Beauty Business Plans

• Salon & Spa
• View All 36

Food and Beverage Business Plans

• Bar & Brewery
• View All 77

Hotel & Lodging Business Plans

• Bed and Breakfast

Finish your plan faster with step-by-step guidance, financial wizards, and a proven format.

IT, Staffing & Customer Service Business Plans

• Administrative Services
• Customer Service
• View All 22

Manufacturing & Wholesale Business Plans

• Cleaning & Cosmetics Manufacturing
• View All 68

Medical & Health Business Plans

• Dental Practice
• Health Administration
• View All 41

Nonprofit Business Plans

• Co-op Nonprofit
• Food & Housing Nonprofit
• View All 13

Real Estate & Rentals Business Plans

• Equipment Rental

Retail & Ecommerce Business Plans

• Car Dealership
• View All 116

Technology Business Plans

• Apps & Software
• Communication Technology

Transportation, Travel & Logistics Business Plans

• Airline, Taxi & Shuttle
• View All 62

View all sample business plans

Example business plan format

Before you start exploring our library of business plan examples, it's worth taking the time to understand the traditional business plan format . You'll find that the plans in this library and most investor-approved business plans will include the following sections:

Executive summary

The executive summary is an overview of your business and your plans. It comes first in your plan and is ideally only one to two pages. You should also plan to write this section last after you've written your full business plan.

Your executive summary should include a summary of the problem you are solving, a description of your product or service, an overview of your target market, a brief description of your team, a summary of your financials, and your funding requirements (if you are raising money).

Products & services

The products & services chapter of your business plan is where the real meat of your plan lives. It includes information about the problem that you're solving, your solution, and any traction that proves that it truly meets the need you identified.

This is your chance to explain why you're in business and that people care about what you offer. It needs to go beyond a simple product or service description and get to the heart of why your business works and benefits your customers.

Market analysis

Conducting a market analysis ensures that you fully understand the market that you're entering and who you'll be selling to. This section is where you will showcase all of the information about your potential customers. You'll cover your target market as well as information about the growth of your market and your industry. Focus on outlining why the market you're entering is viable and creating a realistic persona for your ideal customer base.

Competition

Part of defining your opportunity is determining what your competitive advantage may be. To do this effectively you need to get to know your competitors just as well as your target customers. Every business will have competition, if you don't then you're either in a very young industry or there's a good reason no one is pursuing this specific venture.

To succeed, you want to be sure you know who your competitors are, how they operate, necessary financial benchmarks, and how you're business will be positioned. Start by identifying who your competitors are or will be during your market research. Then leverage competitive analysis tools like the competitive matrix and positioning map to solidify where your business stands in relation to the competition.

Marketing & sales

The marketing and sales plan section of your business plan details how you plan to reach your target market segments. You'll address how you plan on selling to those target markets, what your pricing plan is, and what types of activities and partnerships you need to make your business a success.

The operations section covers the day-to-day workflows for your business to deliver your product or service. What's included here fully depends on the type of business. Typically you can expect to add details on your business location, sourcing and fulfillment, use of technology, and any partnerships or agreements that are in place.

Milestones & metrics

The milestones section is where you lay out strategic milestones to reach your business goals.

A good milestone clearly lays out the parameters of the task at hand and sets expectations for its execution. You'll want to include a description of the task, a proposed due date, who is responsible, and eventually a budget that's attached. You don't need extensive project planning in this section, just key milestones that you want to hit and when you plan to hit them.

You should also discuss key metrics, which are the numbers you will track to determine your success. Some common data points worth tracking include conversion rates, customer acquisition costs, profit, etc.

Company & team

Use this section to describe your current team and who you need to hire. If you intend to pursue funding, you'll need to highlight the relevant experience of your team members. Basically, this is where you prove that this is the right team to successfully start and grow the business. You will also need to provide a quick overview of your legal structure and history if you're already up and running.

Financial projections

Your financial plan should include a sales and revenue forecast, profit and loss statement, cash flow statement, and a balance sheet. You may not have established financials of any kind at this stage. Not to worry, rather than getting all of the details ironed out, focus on making projections and strategic forecasts for your business. You can always update your financial statements as you begin operations and start bringing in actual accounting data.

Now, if you intend to pitch to investors or submit a loan application, you'll also need a "use of funds" report in this section. This outlines how you intend to leverage any funding for your business and how much you're looking to acquire. Like the rest of your financials, this can always be updated later on.

The appendix isn't a required element of your business plan. However, it is a useful place to add any charts, tables, definitions, legal notes, or other critical information that supports your plan. These are often lengthier or out-of-place information that simply didn't work naturally into the structure of your plan. You'll notice that in these business plan examples, the appendix mainly includes extended financial statements.

Types of business plans explained

While all business plans cover similar categories, the style and function fully depend on how you intend to use your plan. To get the most out of your plan, it's best to find a format that suits your needs. Here are a few common business plan types worth considering.

Traditional business plan

The tried-and-true traditional business plan is a formal document meant to be used for external purposes. Typically this is the type of plan you'll need when applying for funding or pitching to investors. It can also be used when training or hiring employees, working with vendors, or in any other situation where the full details of your business must be understood by another individual.

Business model canvas

The business model canvas is a one-page template designed to demystify the business planning process. It removes the need for a traditional, copy-heavy business plan, in favor of a single-page outline that can help you and outside parties better explore your business idea.

The structure ditches a linear format in favor of a cell-based template. It encourages you to build connections between every element of your business. It's faster to write out and update, and much easier for you, your team, and anyone else to visualize your business operations.

One-page business plan

The true middle ground between the business model canvas and a traditional business plan is the one-page business plan . This format is a simplified version of the traditional plan that focuses on the core aspects of your business.

By starting with a one-page plan , you give yourself a minimal document to build from. You'll typically stick with bullet points and single sentences making it much easier to elaborate or expand sections into a longer-form business plan.

Growth planning

Growth planning is more than a specific type of business plan. It's a methodology. It takes the simplicity and styling of the one-page business plan and turns it into a process for you to continuously plan, forecast, review, and refine based on your performance.

It holds all of the benefits of the single-page plan, including the potential to complete it in as little as 27 minutes . However, it's even easier to convert into a more detailed plan thanks to how heavily it's tied to your financials. The overall goal of growth planning isn't to just produce documents that you use once and shelve. Instead, the growth planning process helps you build a healthier company that thrives in times of growth and remain stable through times of crisis.

It's faster, keeps your plan concise, and ensures that your plan is always up-to-date.

Download a free sample business plan template

Ready to start writing your own plan but aren't sure where to start? Download our free business plan template that's been updated for 2024.

This simple, modern, investor-approved business plan template is designed to make planning easy. It's a proven format that has helped over 1 million businesses write business plans for bank loans, funding pitches, business expansion, and even business sales. It includes additional instructions for how to write each section and is formatted to be SBA-lender approved. All you need to do is fill in the blanks.

How to use an example business plan to help you write your own

How do you know what elements need to be included in your business plan, especially if you've never written one before? Looking at examples can help you visualize what a full, traditional plan looks like, so you know what you're aiming for before you get started. Here's how to get the most out of a sample business plan.

Choose a business plan example from a similar type of company

You don't need to find an example business plan that's an exact fit for your business. Your business location, target market, and even your particular product or service may not match up exactly with the plans in our gallery. But, you don't need an exact match for it to be helpful. Instead, look for a plan that's related to the type of business you're starting.

For example, if you want to start a vegetarian restaurant, a plan for a steakhouse can be a great match. While the specifics of your actual startup will differ, the elements you'd want to include in your restaurant's business plan are likely to be very similar.

Use a business plan example as a guide

Every startup and small business is unique, so you'll want to avoid copying an example business plan word for word. It just won't be as helpful, since each business is unique. You want your plan to be a useful tool for starting a business —and getting funding if you need it.

One of the key benefits of writing a business plan is simply going through the process. When you sit down to write, you'll naturally think through important pieces, like your startup costs, your target market , and any market analysis or research you'll need to do to be successful.

You'll also look at where you stand among your competition (and everyone has competition), and lay out your goals and the milestones you'll need to meet. Looking at an example business plan's financials section can be helpful because you can see what should be included, but take them with a grain of salt. Don't assume that financial projections for a sample company will fit your own small business.

If you're looking for more resources to help you get started, our business planning guide is a good place to start. You can also download our free business plan template .

Think of business planning as a process, instead of a document

Think about business planning as something you do often , rather than a document you create once and never look at again. If you take the time to write a plan that really fits your own company, it will be a better, more useful tool to grow your business. It should also make it easier to share your vision and strategy so everyone on your team is on the same page.

Adjust your plan regularly to use it as a business management tool

Keep in mind that businesses that use their plan as a management tool to help run their business grow 30 percent faster than those businesses that don't. For that to be true for your company, you'll think of a part of your business planning process as tracking your actual results against your financial forecast on a regular basis.

If things are going well, your plan will help you think about how you can re-invest in your business. If you find that you're not meeting goals, you might need to adjust your budgets or your sales forecast. Either way, tracking your progress compared to your plan can help you adjust quickly when you identify challenges and opportunities—it's one of the most powerful things you can do to grow your business.

Prepare to pitch your business

If you're planning to pitch your business to investors or seek out any funding, you'll need a pitch deck to accompany your business plan. A pitch deck is designed to inform people about your business. You want your pitch deck to be short and easy to follow, so it's best to keep your presentation under 20 slides.

Your pitch deck and pitch presentation are likely some of the first things that an investor will see to learn more about your company. So, you need to be informative and pique their interest. Luckily, just like you can leverage an example business plan template to write your plan, we also have a gallery of over 50 pitch decks for you to reference.

With this gallery, you have the option to view specific industry pitches or get inspired by real-world pitch deck examples.

Ready to get started?

Now that you know how to use an example business plan to help you write a plan for your business, it's time to find the right one.

Use the search bar below to get started and find the right match for your business idea.

The quickest way to turn a business idea into a business plan

Fill-in-the-blanks and automatic financials make it easy.

No thanks, I prefer writing 40-page documents.

Discover the world’s #1 plan building software

BUMN Siaga Guncangan

Pemerintah mengimbau penempatan yang lebih lama atas devisa hasil ekspor, misalnya berbentuk deposito. Penempatan itu bakal dibebaskan dari pajak.  

Zonasi dan Manipulasi Hantui PPDB 2024

Kurangnya sosialisasi dan harmonisasi kebijakan antara Kemendikbud-Ristek dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan menjadi pencetus permasalahan dalam proses PPDB.

• Politik dan Hukum
• Megapolitan
• Internasional
• Kolom Pakar
• Live Streaming
• Iklan Pengumuman
• Layanan Bisnis

Market Share Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contoh

Pengertian market share

Fungsi market share, jenis-jenis market share, contoh market share, cara menghitung market share.

• # Komoditas

Bapanas Belum Bisa Pastikan Perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium di Ritel Modern

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi belum bisa memastikan terkait dengan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium di ritel modern

Harga Beras Medium di Kota Sukabumi Berangsur Turun

Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.

H-1 Lebaran, 11 Komoditas Pangan Alami Kenaikan Harga

Sehari menjelang waktu Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1445 Umum, mayoritas harga pangan mengalami kenaikan di rata-rata wilayah Indonesia, pada Selasa (9/4).

Inflasi di Provinsi Lampung pada Maret Terjaga

INDEKS Harga Konsumen (IHK) gabungan di Provinsi Lampung sepanjag Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 0,36% (mtm). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan Februari

BPS: Inflasi Beras Mulai Melemah

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi beras mulai melemah pada bulan Maret 2024.

Stabilkan Harga Pangan Jelang Lebaran, Pemprov Jateng Kembali Galakkan Pasar Murah

DINAS Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah menggelar Pasar Murah Ramadhan Berkah sebagai upaya stabilisasi harga jelang Lebaran. Beragam produk pertanian dipamerkan

Peletakan Batu Pertama Proyek Pembangunan Sudamala Resort Ubud

Peletakan batu pertama proyek pembangunan Sudamala Resort, Ubud, Bali, dilakukan pada Jumat, 19 April 2024. 

Yasmine Riechers CEO Baru Georg Neumann GmbH

Yasmine Riechers akan menjadi CEO baru Georg Neumann GmbH yang merupakan anak perusahaan Sennheiser Group.

AS Akan Kembali Memberlakukan Sanksi Minyak terhadap Venezuela

Pemerintah AS mengumumkan akan memberlakukan kembali sanksi terhadap industri minyak Venezuela, setelah pemerintahan Maduro melanjutkan represi terhadap lawan-lawannya. 

Pupuk Kujang Bangun Pabrik Dry Ice

Pupuk Kujang Cikampek melakukan pengembangan bisnis dengan membuat pabrik dry ice di kawasan industri mereka. Pabrik dry ice tersebut dibangun secara swakelola dan selesai tepat waktu.

Sektor Keuangan Harus Bersiap Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Sektor keuangan Indonesia harus terus bersiap diri dengan strategi-strategi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

RPP Kesehatan Dianggap jadi Ancaman Budaya dan Mata Pencaharian

Dianggap sebagai aturan pelaksana Undang-Undang (UU) Kesehatan, RPP ini disoroti karena dinilai berpotensi mengancam kelestarian budaya Indonesia yang sudah terjaga selama berabad-abad.

Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik

Pesan dari Negeri Rostam di Ubun-Ubun Netanyahu

Serangan Iran tidak Bisa Dibalas, tapi Konflik Timur Tengah Meluas

Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan

Pertanian Organik untuk Meningkatkan Produktivitas

Politisasi Bansos sebagai Petitum Sengketa Pilpres 2024

Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting

Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran

Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com

Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN

• [email protected]
• 021 582 1303
• 021 582 0476
• Tentang Kami
• Pedoman Media Siber

Copyright @ 2024 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved

• Ikuti kami:

• Share full article

For more audio journalism and storytelling, download New York Times Audio , a new iOS app available for news subscribers.

• April 19, 2024   •   30:42 The Supreme Court Takes Up Homelessness
• April 18, 2024   •   30:07 The Opening Days of Trump’s First Criminal Trial
• April 17, 2024   •   24:52 Are ‘Forever Chemicals’ a Forever Problem?
• April 16, 2024   •   29:29 A.I.’s Original Sin
• April 15, 2024   •   24:07 Iran’s Unprecedented Attack on Israel
• April 14, 2024   •   46:17 The Sunday Read: ‘What I Saw Working at The National Enquirer During Donald Trump’s Rise’
• April 12, 2024   •   34:23 How One Family Lost $900,000 in a Timeshare Scam
• April 11, 2024   •   28:39 The Staggering Success of Trump’s Trial Delay Tactics
• April 10, 2024   •   22:49 Trump’s Abortion Dilemma
• April 9, 2024   •   30:48 How Tesla Planted the Seeds for Its Own Potential Downfall
• April 8, 2024   •   30:28 The Eclipse Chaser
• April 7, 2024 The Sunday Read: ‘What Deathbed Visions Teach Us About Living’

The Opening Days of Trump’s First Criminal Trial

Here’s what has happened so far in the unprecedented proceedings against a former u.s. president..

Hosted by Michael Barbaro

Featuring Jonah E. Bromwich

Produced by Rikki Novetsky ,  Will Reid ,  Lynsea Garrison and Rob Szypko

Edited by Paige Cowett

Original music by Dan Powell ,  Marion Lozano and Elisheba Ittoop

Engineered by Chris Wood

Listen and follow The Daily Apple Podcasts | Spotify | Amazon Music

Political and legal history are being made in a Lower Manhattan courtroom as Donald J. Trump becomes the first former U.S. president to undergo a criminal trial.

Jonah Bromwich, who covers criminal justice in New York, explains what happened during the opening days of the trial, which is tied to Mr. Trump’s role in a hush-money payment to a porn star.

On today’s episode

Jonah E. Bromwich , who covers criminal justice in New York for The New York Times.

Background reading

Here’s a recap of the courtroom proceedings so far.

Mr. Trump’s trial enters its third day with seven jurors chosen.

There are a lot of ways to listen to The Daily. Here’s how.

We aim to make transcripts available the next workday after an episode’s publication. You can find them at the top of the page.

The Daily is made by Rachel Quester, Lynsea Garrison, Clare Toeniskoetter, Paige Cowett, Michael Simon Johnson, Brad Fisher, Chris Wood, Jessica Cheung, Stella Tan, Alexandra Leigh Young, Lisa Chow, Eric Krupke, Marc Georges, Luke Vander Ploeg, M.J. Davis Lin, Dan Powell, Sydney Harper, Mike Benoist, Liz O. Baylen, Asthaa Chaturvedi, Rachelle Bonja, Diana Nguyen, Marion Lozano, Corey Schreppel, Rob Szypko, Elisheba Ittoop, Mooj Zadie, Patricia Willens, Rowan Niemisto, Jody Becker, Rikki Novetsky, John Ketchum, Nina Feldman, Will Reid, Carlos Prieto, Ben Calhoun, Susan Lee, Lexie Diao, Mary Wilson, Alex Stern, Dan Farrell, Sophia Lanman, Shannon Lin, Diane Wong, Devon Taylor, Alyssa Moxley, Summer Thomad, Olivia Natt, Daniel Ramirez and Brendan Klinkenberg.

Our theme music is by Jim Brunberg and Ben Landsverk of Wonderly. Special thanks to Sam Dolnick, Paula Szuchman, Lisa Tobin, Larissa Anderson, Julia Simon, Sofia Milan, Mahima Chablani, Elizabeth Davis-Moorer, Jeffrey Miranda, Renan Borelli, Maddy Masiello, Isabella Anderson and Nina Lassam.

Jonah E. Bromwich covers criminal justice in New York, with a focus on the Manhattan district attorney’s office and state criminal courts in Manhattan. More about Jonah E. Bromwich

Advertisement

Superdry plans to go private as it kicks off rescue plan

• Medium Text

• Shares drop to record low of 5.19 pence
• Co warns of administration if turnaround plan fails to be implemented

The Reuters Daily Briefing newsletter provides all the news you need to start your day. Sign up here.

Reporting by Eva Mathews and Anchal Rana in Bengaluru; Editing by Subhranshu Sahu, Kirsten Donovan and Susan Fenton

Our Standards: The Thomson Reuters Trust Principles. New Tab , opens new tab

Business Chevron

Oil slips despite reported Israeli attack on Iran

Oil slipped on Friday after prices spiked earlier on reports that Israel had attacked Iran as market fears of a major escalation to hostilities in the Mideast appeared to ease.

We've detected unusual activity from your computer network

To continue, please click the box below to let us know you're not a robot.

Why did this happen?

Please make sure your browser supports JavaScript and cookies and that you are not blocking them from loading. For more information you can review our Terms of Service and Cookie Policy .

For inquiries related to this message please contact our support team and provide the reference ID below.

Michael Pollan's deliciously simple meal plan to avoid ultra-processed foods — and where it falls short

Michael Pollan is probably best known for the seven simple words of diet advice he first used to open a New York Times essay in 2007, which later became the backbone of a bestselling book :

"Eat food. Not too much. Mostly plants ."

He knows it's really not so simple.

"We all make compromises," Pollan told Business Insider ahead of the release of his latest documentary, Food, Inc. 2 , out April 12. "We do the best we can, and people pick out the issues they want to deal with, and can deal with."

At home, Pollan tries his best to avoid eating industrial meat, eggs, or any other product from big factory farms.

He and his wife have set up their life to make healthy eating easy and affordable. They keep a stash of well-sharpened knives, ready to chop and cook a rainbow of veggies for dinner most nights. Lately, his table's featured stir-frys and pasta dishes, as well as some wild salmon, since they happen to be running in Alaska this season. Pollan also enjoys cooking a firmer, more protein-rich form of tofu I'd never heard of called yuba, which is essentially a soymilk skin. Hearty stews , perhaps with Indian or Moroccan-inspired spices, are some of the other fan favorites simmering around his kitchen island in Berkeley, California.

It sounds very healthy, very delicious, very aspirational … and pretty impossible. Because it is.

The reality is that Pollan does participate in America's industrialized food system. He's spent the better part of two decades investigating the way food corporations combine chemicals, plants, and animals in some very toxic ways, and as a result he feels "really uncomfortable participating in a system that was so brutal, not just to the animals, but to the workers in it," he told BI. But he knows that, ultimately, if you want to participate in US society, some amount of toxic and unethical food is unavoidable.

"If you had me over to your house and you were cooking a pork shoulder, I wouldn't be rude I would eat it," he said. "I'm not so zealous about it."

Still, he might have some intrusive thoughts while eating store-bought sliced white bread or fruit salad. He worries about the glyphosate that's doused on industrial wheat right before harvest and the harsh pesticides often sprayed on thin-skinned fruits like strawberries (he opts for organic whenever he can, but even that's not a guarantee of safety). "I think that the more you know about food, the more it shapes your diet," he said.

'Plant-based' is just a marketing trick from Big Food

Pollan's new documentary (in select theaters now, and streaming on Amazon Prime) is a follow-up to his Academy Award-nominated 2008 release "Food, Inc." "Food, Inc. 2" focuses on the few mega-companies that dominate our grocery stores and often end up deciding what we put in our mouths.

The film explores what happened at a Tyson meat processing plant in Waterloo, Iowa, during the first days of the COVID-19 outbreak (spoiler alert: it wasn't great.) It also features the voices of tomato pickers in Florida fighting for fair pay, Taco Bell employees asking for the same, one inventive farmer bringing a regenerative gizmo called the "clustercluck " to his cornfields, and Democratic Senator Jon Tester, who (when he's not in Washington) works an organic farm in Montana.

Over 90 minutes, the documentary takes you on a rather bleak journey through time, highlighting the many ways our food system has actually gotten worse since the release of the first Food Inc. 16 years ago.

And yet, it ends on a head-spinningly optimistic note. The shift is so stark it's almost funny. Just before the credits roll, the film encourages viewers to join the "movement" on its website, which encourages us to (surprise, surprise) eat fewer ultra-processed foods, support our local farmers by shopping at their markets when we can, reduce meat and dairy consumption, and then in our spare time, lobby for more antitrust law enforcement against the handful of big food companies that dominate the market for baby formula , meat, cereal, and other staples. Simple.

"The industry has a strong interest in complicating our relationship to food, creating problems that it can then solve — but it's a lot simpler than people think," Pollan says.

Is it though? Speaking to Pollan made me feel even more strongly than before that, even in a best-case scenario , for the thin slice of Americans who have the time, money, plus institutional and cultural support to adopt all of these grand ideas, some of the worst parts about our big, bad food system cannot be avoided. The emulsifiers that may mess with our gut bacteria in weird and poorly understood ways are sorely needed to keep food shelf-stable. And even if we stick to organics, the soil quality ain't what it used to be around here, meaning we derive less nutrients from the foods we eat.

"If you do eat food, not too much, mostly plants, you're going to be fine," Pollan tells me, doubling down on his old phrase.

But even he admits some caveats with his next breath. He's frustrated by the misleading "aura of health" that has sprung up around everything plant-based. That's a whole new game of whack-a-mole we have to play in the grocery store aisles. After all, sugar cane is a plant, and so is the corn that so many of our stabilizers, artificial sweeteners, flavors, and added ingredients come from. Plant-based diets aren't necessarily a beacon of health.

"I don't regard a lot of the stuff in the supermarket as food," he tells me.

But it's what we have.

Related stories

More from Health

Most popular

• Main content